MUSLIMMENJAWAB.com – Pada seri sebelumnya telah banyak diutarakan seputar Abdullah bin Sabak dan bantahan atas keberadaannya sebagai penggagas dan pendiri mazhab Syiah.
Pada tulisan kali ini akan diajukan dalil serta bukti lainnya untuk mematahkan anggapan bahwa sosok ini adalah penggagas mazhab Syiah.
Dalil yang dimaksud adalah perbedaan aqidah Abdullah bin saba dengan aqidah Syiah. Hal ini mengingat bahwa pengikut sebuah golongan atau kelompok akan memiliki aqidah yang identik dengan penggagas dan pendiri kelompok tersebut. Jika tidak maka sosok tersebut tidak dapat dikatakan sebgai penggagas kelompok atau golongan tersebut. Karena perbedaan ini menjadikan keduanya dua hal terpisah yang tidak ada kaitan sama sekali.
Dalam kitabnya AbdulQahir bin Thahir al-Bagdadi menyebutkan bahwa sabaiah adalah kelompok yang meyakini Ali AS sebagai tuhan:
“Adapun rawafid, sesungguhnya Sabaiah adalah satu golongan dari mereka. Mereka memproklamirkan bidah pada masa Ali RA. Sebagian mereka berkata kepada ali: engkau adalah tuhan. Maka Ali membakar sekelompok dari mereka dan ia mengasingkan Abdullah bin Saba ke daerah Madain. Kelompok ini tidak termasuk golongan ummat islam karena mereka menyebut Ali sebagi tuhan.[1]”
Lebih dari itu Syahrastani menyebutkan beberapa aqidah Abdullah bin Saba lainnya:
“sabaiah: adalah pengikut Abdullah bin Saba. Ia mengatakan kepada Ali KW engkau adalah engkau yang maksudnya adalah engkau adalah tuhan, maka Ali mengasingkannya ke Madain.”[2]
“Dia mengira Ali hidup dan tidak mati, di dalam diri Ali ada bagian dari tuhan, Ia tidak berkuasa atasnya, dia lah yang datang di atas awan, petir adalah suaranya, kilat adalah senyumannya dan sungguh ia akan turun ke bumi lalu memenuhinya dengan keadilan sebagimana telah dipenuhi oleh kezaliman.[3]”
Dari apa yang telah dipaparkan di atas dapat dipahami bahwa aqidah atau keyakinan Abdullah bin saba sangat jauh berbeda dengan aqidah Syiah.
Abdullah bin Sabak meyakini Ali sebagi tuhan, masih hidup, berada di atas awan, petir adalah suaranya, kilat senyumannya dan akan turun ke bumi untuk menebar keadilan.
Sedangkan Syiah meyakini bahwa Ali AS adalah imam dan bukan tuhan, ia sudah syahid, bukan diangkat kelangit, petir tidak diyakini sebagi suaranya dan kilat tidak diakui sebagi senyumannya dan imam Ali juga tidak akan turun dari langit karena memang ia tidak sedang pergi ke sana, tapi ia diyakini telah Syahid di Kufah akibat tikaman Ibnu Muljam.
Perbedaan ini sebenarnya sudah dapat dijadikan acuan untuk meyakini bahwa mazhab Syiah bukanlah gagasan Abdullah bin Saba karena apa yang diyakini olehnya sebagai aqidah berolak belakang dengan apa yang diyakini oleh Syiah.
Atas dasar ini menuduh Syiah digagas dan didirikan oleh Abdullah bin Saba tidaklah tepat karena tidak ditopang oleh argumentasi logis.
[1] Al-Bagdadi, Abdul Qahir bin Thahir, al-Farq Bain al-Firaq, hal: 25, cet: Dar al-Afaq al-Jadidah, Beirut.
[2] Syahrastani, Abu al- Fath Muhammad bin Abdul Karim, al-Milal wa al-Nihal, jil: 1, hal: 204, cet: Dar al-Ma’rifah, Beirut.
[3] Syahrastani, Abu al- Fath Muhammad bin Abdul Karim, al-Milal wa al-Nihal, jil: 1, hal: 204, cet: Dar al-Ma’rifah, Beirut.