MUSLIM MENJAWAB – Salah satu persoalan menarik yang menjadi buah bibir dalam lingkup mazhab-mazhab Islam ialah perihal ucapan laknat. Beberapa mungkin mengira bahwa laknat sama dengan “Sabb” (caci maki), sehingga ucapan laknat secara keseluruhan dianggap sebagai suatu kemungkaran dan haram untuk dilakukan.
Atas pengertian tersebut, terkadang mazhab Syiah sering dituduh sebagai mazhab yang mungkar oleh yang lainnya karena disebut sering melakukan pelaknatan yang mereka anggap sebagai “Sabb”.
Berangkat dari itu semua, pada seri kali ini dan selanjutnya kita akan membahas seputar “Sabb” dan laknat, dan mula-mula kita harus definisikan apa itu “Sabb” dan apa itu La’an/laknat? Benarkah keduanya memiliki arti yang sama?
Berdasarkan beberapa referensi , ternyata “Sabb” memiliki arti yang berbeda dengan “La’an”/laknat. Dalam kitab Tajul ‘Arus milik Az-Zubaidi “Sabb”(سب) diartikan dengan “Syatam”(شتم) yang berarti menghina, mencaci, memaki, atau mencela.
Dan dijelaskan dalam kitab Lisanul Arab milik Ibnu Manzur bahwa kata “Syatam” memiliki arti perkataan yang buruk namun tidak melazimkan fitnah.
Dalam agama Islam, “Sabb” adalah sesuatu yang dilarang sebagaimana yang tercantum dalam Surat Al–An’am ayat 108 Allah Swt berfirman:
وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ …
Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan….
Dalam sebuah hadis juga disebutkan bahwa “Sabb” merupakan bentuk kefasikan.
Nabi Muhammad Saw berkata: Menghina seorang muslim adalah kefasikan, dan membunuhnya adalah kekufuran.
Adapun kalau kita membahas kata “La’an”/ laknat, kata tersebut memiliki arti yang berbeda dengan “Sabb”. Dalam Lisanul Arab “La’an” berarti menjauhkan dan menolak dari kebaikan, dikatakan juga menolak dan menjauhkan dari Allah Swt.
Bisa dikatakan bahwa laknat memiliki ma’na membenci perbuatan buruk seseorang dan menjauhkannya dari Rahmat Allah Swt.
Dalam Al-Quran Al-Karim kita dapati beberapa ayat yang menunjukkan bahwa Allah Swt, Rasulullah Saw, para Malaikat, Para Nabi, dan orang-orang melaknat beberapa figur dikarenakan adanya sifat-sifat tertentu dan keadaan tertentu. Adanya ayat-ayat ini menunjukkan pada dasarnya ucapan laknat tidak dilarang dalam Islam karena tidak mungkin misalnya Rasulullah Saw atau para Nabi melakukan perbuatan yang terlarang. Namun yang menjadi poin utamanya ialah tentang sosok figur-figur yang dilaknat oleh Allah Swt, Rasul dan lainnya.
Berikut adalah contoh ayat-ayat yang menunjukan adanya pelaknatan dan figur yang terlaknat.
- Iblis
Dalam Surat Al-Hijr ayat 35 disebutkan bahwa Allah Swt melaknat Iblis hingga hari Kiamat.
وَإِنَّ عَلَيْكَ اللَّعْنَةَ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ
“dan sesungguhnya laknat itu tetap menimpamu sampai hari kiamat”
- Orang-orang yang dusta
Dalam ayat Mubahalah pada Surat Ali Imran ayat 61 disebutkan bahwa pada waktu itu Rasulullah Saw beserta Ahlulbaitnya hendak melakukan Mubahalah yaitu meminta laknat Allah menimpa pada orang-orang yang dusta.
فَمَنْ حَاجَّكَ فِيهِ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعَالَوْا نَدْعُ أَبْنَاءَنَا وَأَبْنَاءَكُمْ وَنِسَاءَنَا وَنِسَاءَكُمْ وَأَنْفُسَنَا وَأَنْفُسَكُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَلْ لَعْنَتَ اللَّهِ عَلَى الْكَاذِبِينَ
“Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): “Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.”
- Orang-orang Kafir
Dalam Surat Al–Baqarah ayat 161 disebutkan bahwa orang-orang kafir yang meninggal dalam keadaan kafir mendapat laknat dari Allah, para Malaikat dan seluruh manusia.
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah, para Malaikat dan manusia seluruhnya.”
Dan masih banyak lagi ayat yang menunjukkan pelaknatan pada figur yang lainnya seperti orang-orang zalim, orang-orang kafir dari Bani Israil dan lainnya.
Dari uraian diatas kita dapati bahwa “Sabb” memiliki arti yang berbeda dengan laknat. Dalam Islam “Sabb” merupakan sesuatu yang terlarang, sedangkan laknat pada dasarnya tidak ada pelarangan, jika itu dilakukan pada sosok atau figur yang memang pantas untuk dilaknat.