Muslim Menjawab – Telah jelas pembahasan mengenai makna, pengertian, perbedaan, serta hukum pelaknatan dan caci maki. Kemudian telah dipaparkan pula bukti pelaknatan yang dilakukan oleh Nabi Saw, para sahabat ataupun para Tabiin. Untuk itu, bagi para pembaca yang baru mengikuti dapat merujuk kembali pada tulisan-tulisan sebelumnya.
Pada kesempatan ini, penulis juga hendak memberikan bukti daru para ulama kesohor yang melakukan pelaknatan. Sebagai contoh, ulama Ahlussunnah Abu Hayyan Andalusi yang melaknat Ibnu Taimiyah. Abu Hayyan menganggap bahwa Ibnu Taimiyah telah menafsirkan ayat al-Quran dengan fatal. Ia menafsirkan al-arsy sebagai singgahsana yang Allah Swt duduk padanya.
Hal di atas dijelaskan dalam kitab Al-Sayf al-Saqil fi al-Radd ‘ala Ibn Zafil karya Allamah Taqiyuddin as-Subki. Beliau adalah seorang ulama ahli hadits, tafsir, ushul fiqih, nahwu, sharaf dan sastra dari mazhab Syafi’i. Ia dilahirkan pada 1 shafar 683 H di kota Sabak Al-Abid, Al-Munafiyah. Hakim Agung ini dijuluki sebagai Syaikhul Islam, Imam Besar, Ia disebut-sebut sebagai pucuk pimpinan Mazhab Syafi’i di Mesir.
المصنف المذكور هو كتاب العرش لابن تيمية وهو من أقبح كتبه، ولما وقف عليه الشيخ أبو حيان ما زال يلعنه حتى مات بعد أن كان يعظمه
“Kitab al-Arsy Ibnu Taimiyah adalah kitab paling buruk di antara kitab lainnya. Pada awalnya Syaikh Abu Hayyan mengagungkan dia, namun setelah tahu akan hal ini (penafsiran yang fatal) Abu Hayyan melaknatnya sampai dia meninggal.”
Berkata Abu Hayyan Al-Andalusi dalam tafsirnya ayat وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ “Saya telah membaca dalam sebuah buku karya Ahmad ibn Taimiyah, seorang yang hidup semasa dengan kami, dengan tulisan tangannya sendiri, buku berjudul al-‘Arsy, ia berkata: Sesungguhnya Allah duduk di atas Kursi, dan Dia telah menyisakan tempat dari Kursi tersebut untuk Ia dudukan nabi Muhammad di sana bersama-Nya. Ibn Taimiyah ini adalah orang yang pemikirannya dikuasai oleh pemikiran Muhammad ibn ‘Abd al-Haqq. Bahkan Ibn Taimiyah ini telah menyerukan dan berdakwah kepada pemikiran orang tersebut, dan mengambil segala pemikirannya darinya. Dan kita telah benar-benar membaca hal tersebut di dalam bukunya tersebut”