Muslim Menjawab – Pada pembahasan sebelumnya pernah kita bahas mengenai perawi yang dituduh sebagai rafidhoh tetapi dianggap sebagai tsiqah bahkan menjadi perawi di dalam kitab hadits Ahlussunnah yang muktabar, kini kita melanjutkan kepada perawi lain yang dituduh sebagai rafidhoh akan tetapi tsiqot, yakni Ja’far bin Sulaiman Al-Dhuba’i
فان جعفر بن سليمان رافضي
“Sesungguhnya Ja’far bin Sulaiman adalah seorang rafidhi.” (Al-Baghdadi, Tarikh al-Baghdadi: 6/382, Dar al-Gharb al-Islami, cetakan pertama, 1422 H)
جعفر بن سليمان الضبعي الجرشي من أهل البصرة… وكان يبغض الشيخين… قال ثنا جرير بن يزيد بن هارون بين يدي أبيه قال بعثني أبى إلى جعفر بن سليمان الضبعي فقلت له بلغنا انك تسب أبا بكر وعمر قال أما السب فلا ولكن البغض ما شئت قال وإذا هو رافضي …
“Ja’far bin Sulaiman al-Dhuba’i al-Jarsyi dari ahli Bashrah… dia membenci Syeikhain (Abu Bakar dan Umar bin Khattab)…Jarir bin Yazid bin Harun, dan ayahnya ada di sampingnya, berkata ayahku membawa Ja’far bin Sulaiman al-Dhuba’i kepadaku, lalu aku berkata kepadanya, ada kabar yang sampai kepadaku bahwa engkau mencela Abu Bakar dan Umar, dia menjawab kalau mencela/menghina saya tidak melakukannya, tetapi kalau membenci itu terserah keinginanku, (Jarir) berkata kalau begitu dia (Ja’far) adalah seorang Rafidhi…” (Ibn Hibban, Kitab Tsiqat: 6/140, Dairah al-Ma’arif al-Utsmaniah, cetakan pertama, 1393 H).
Tetapi di sisi lain Ja’far bin Sulaiman dianggap sebagai tsiqat dan terpercaya bahkan dipakai didalam sahih Bukhari dan Muslim dan kitab hadits ahlussunnah muktabar lainnya.
سليمان البصري مولى بني الحريش كان ينزل في بني ضبيعة فنسب إليهمروى عن: إبراهيم بن عمر بن كيسان الصنعاني وإبراهيم بن عيسى اليشكري وبكر بن خنيس وثابت البناني (بخ م 4 ) والجعد أبي عثمان اليشكري (م ت س) وحبيب أبي محمد العجمي وحرب بن شداد س وحفص بن حسان س وحميد بن قيس الأعرج (د)…
Sulaiman al-Bashri … meriwayatkan dari: Ibrahim bin Umar bin Kaisan al-Shan’ani, dan Ibrahim Ibnu Isa al-Yasykuri, dan Bakrun bin Khunais, dan Tsabit al-Bunani ( dalam kitab Bukhari, Muslim ), dan al-Ja’dua Abi Utsman al-Yasykuri (dalam kitab Muslim, Tirmidzi dan Nasai), dan Habib Abi Muhammad al-‘Ajami, dan Harbu bin Syadadi (Nasai), dan HUmaid bin Qais al-A’raj (Abu Dawud). (Al-Mazi, Tahdzib al-Kamal: 5/44, Muassasah ar-Risalah, cetakan kedua, 1405 H).
قال أبو بكر بن أبي خيثمة، و الليث بن عبدة، عن يحيى ابن معين: ثقة.
و قال عباس الدوري، عن يحيى بن معين: ثقة
“Abu Bakar bin Abi Khaitsamah, dan al-Laits bin ‘Abdah, dari Yahya Ibn Ma’in : bahwa dia (Ja’far bin Sulaiman) tsiqah, dan berkata Abbas al-Duriyyu dari Yahya bin Ma’in : dia (Ja’far bin Sulaiman) tsiqah (Al-Mazi, Tahdzib al-Kamal: 5/46, Muassasah ar-Risalah, cetakan kedua, 1405 H).
رو ى له البخاري في “الأدب”والباقون
Bukhari meriwayatkannya di dalam kitab “al-Adab” dan yang lainnya (pun meriwayatkan darinya seperti Muslim, Nasai, IBn Dawud, Tirmidzi dll) (Al-Mazi, Tahdzib al-Kamal: 5/50, Muassasah ar-Risalah, cetakan kedua, 1405 H).
Dari sini dapat disimpulkan bahwa tuduhan pendusta atau riwayatnya tidak bisa digunakan karena keyakinannya atau karena pandangannya syiah atau yang mereka istilahkan rafidhi tidak bisa dibenarkan, sebab kejujuran , tsiqah adalah masalah yang berkaitan dengan sifat dan perilaku dirinya dalam periwayatan bukan keyakinannya.