Rafidhah Bukan Istilah Syar’i Tetapi Istilah Politik Penguasa (2)

Muslimmenjawab.com – Pada seri sebelumnya telah disebutkan bahwa istilah rafidhah bukanlah istilah syari tapi lebih tepat jika dipandang sebagai istilah politik karena tidak bersumber dari al-Quran maupun hadits.

Pada seri kali ini akan dibahas seputar beberapa riwayat yang memuat tentang istilah Rafidhah yang tercantum di dalam literatur Sunni.

Read More

Yang menjadi rujukan kali ini adalah kitab Majma al-Zawaid. Di dalam kitab ini disebutkan beberapa riwayat yang membicarakan tentang rafidhah dan karakteristiknya.

Dari ummu salamah: … wahai Ali engkau dan para sahabatmu berada di sorga hanya saja sebagian orang yang mengira bahwa mereka mencintai mu ada golongan yang meninggalkan Islam kemudian mereka melafalkannya, mereka membaca al-Quran, akan tetapi tidak melampaui kerongkongan. Mereka memiliki julukan yang disebut dengan Rafidhah. Jika engkau menjumpai mereka maka perangilah. Sebab mereka adalah orang musyrik. Akau berkata: ya Rasulullah apa ciri-ciri mereka? Ia bersabda: mereka tidak menghadiri shalat jumat dan jamaah dan menuduh para salaf yang pertama. Diriwayatkan oleh Thabrani di dalam kitab al-Awsath[1]

Setelah menyebutkan riwayat ini dan beberapa riwayat lainnya Haitsami mengomentari satu persatu riwayat tersebut dengan mengatakan: daif, hanya saja Zainab binti Ali tidak mendengar langsung dari Fathimah sejauh yang saya ketahui, pada sebgian rawinya ada khilaf (diperdebatkan ke tsiqahannya), isnadnya hasan dan terakhir daif.

Dari komentar Haitsami terhadap riwayat-riwayat di atas dapat dipahami bahwa riwayat yang memuat istilah tentang Rafidhah menurut Ibn Hajar Haitsami tidak ada yang sampai pada tingkatan shahih.

Atas dasar ini Maka tidak salah jika kemudian istilah ini dianggap sebagai istilah politik penguasa kala itu dalam rangka memberangus semua penentang yang ada. Dan bukan sebuah istilah yang disematkan oleh syariat baik al-Quran maupun hadits kepada kelompok tertentu.


[1] Nuruddin Ali bin Abi Bakr, Majma al-Zawaid, jil: 10, hal: 21- 22, cet: Maktabah al-Qudsi, Qaira.

Related posts

Leave a Reply