Para Imam Syiah Diangkat Berdasarkan Nash (Bag. 5)

MUSLIMMENJAWAB.COM – Berdasarkan defenisi yang telah disebutkan sebelumnya, pengangkatan para imam Syiah ditetapkan melalui nash. pada seri-seri sebelumnya telah disebutkan juga beberapa bukti otentik yang bersumber dari literatur-literatur hadits Sunni seputar hal ini.

Pada tulisan kali ini akan disebutkan bukti lainnya, yang bersumber dari kitab hadits paling sahih di kalangan Sunni iaitu kitab Sahih Bukhari dan Muslim.

Read More

Hadits yang diangkat pada seri ini sebenarnya telah dimuat pada tulisan sebelumnya, tapi memiliki redaksi yang sedikit berbeda. Tepatnya dikenal dengan hadits manzilat (kedudukan). Pada hadits yang disebutkan di seri tersebut, pembuktiannya cukup hanya dengan menggunakan hadits yang telah disebutkan. Sebab kepemimpinan imam Ali dengan lugas dapat ditemukan pada matan hadits tersebut.

Berbeda halnya dengan hadis yang diutarakan pada tulisan ini dimana pembuktian kepemimpinan imam Ali AS harus ditopang dengan penjelasan ayat al-Quran, sebab di dalam hadits tidak disebutkan kepemimpinan imam Ali AS secara lansung.

Bukhari di dalam kitabnya meriwayatkan: “Muhammad bin Basyar telah meriwaatkan kepada kami, Gundar telah meriwayatkan kepada kami, meriwayatkan kepada kami Syu’bah Dari sa’d ia berkata: aku mendengar Ibrahim bin Said dari ayahnya berkata: Nabi SAWW bersabda kepada Ali: apakah engkau tidak rela kedudukan mu di sisi ku seperti kedudukan Harun di sisi Musa?”[1]

Muslim juga memuat riwayat yang sama dengan adanya pengecualian: “dari Amir bin saad bin Abi Waqqash dari ayahnya, ia berkata: nabi bersabda kepada Ali: apakah engkau tidak rela kedudukan mu di sisi ku seperti kedudukan Harun di sisi Musa? Hanya saja tidak ada nabi setelah ku.”[2]

Masih dalam kitab sahih Muslim: dari Sa’d bin Abi Waqqash ia berkata: pada perang Tabuk Rasulullah SAWW menjadikan Ali bin Abi Thalib sebagai penggantinya. Lalu ia (imam Ali) berkata: wahai Rasulullah apakah engkau meninggalkan ku bersama para wanita dan anak-anak? Maka Rasul SAWW menjawab: apakah engkau tidak rela kedudukan mu di sisi ku seperti kedudukan Harun di sisi Musa? Hanya saja tidak ada nabi setelah ku.[3]

Riwayat-riwayat di atas menjelaskan bahwa kedudukan imam Ali AS di sisi Rasulullah SAWW sama dengan kedudukan nabi Harun AS di sisi nabi Musa AS. Yang dikecualikan hanya masalah kenabian dimana setelah nabi tidak akan ada lagi nabi yang diutus. Oleh karena itu kedudukan selain kenabian jika terbukti dimiliki oleh nabi Harun AS, akan dimiliki oleh imam Ali AS.

Dalam hal ini al-Quran menyebutkan beberapa kedudukan yang dimiliki nabi Harun AS dan salah satunya adalah pengganti (khalifah) bagi nabi Musa AS: “Dan Musa berkata kepada saudaranya, Harun, “Gantikanlah aku (اخلفني) dalam (memimpin) kaumku dan perbaikilah mereka, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan” (al-Araf/ 142)

وَ قالَ مُوسى لِأَخيهِ هارُونَ اخْلُفْني في قَوْمي وَ أَصْلِحْ وَلا تَتَّبِعْ سَبيلَ الْمُفْسِدينَ

Mengingat bahwa yang dikecualikan dari imam Ali AS hanya kenabian maka dapat dipastikan bahwa kedudukan khilafah ini sebagai mana dimiliki oleh nabi Harun AS, juga dimiliki oleh imam Ali AS.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Bukhari dan Muslim juga memuat riwayat yang menjelaskan bahwa para pemimpin syiah diangkat berdasarkan nash.


[1] Bukhari, abu Abdillah Muhammad bin Ismail, al-Jami al-Shahih,  jil: 3, hal: 23, cet: Dar Ihya al-Turats al-Arabi, beirut.

[2] Muslim, Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj, Shahih Muslim, hal: 1198, cet: Dar al-Fikr.

[3] Muslim, Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj, Shahih Muslim, hal: 1198, cet: Dar al-Fikr.

Related posts

Leave a Reply