MUSLIMMENJAWAB.COM – Salah satu poin utama yang membuat sebagian sahabat berlabuh dan memantapkan arah pijakannya di belakang Imam Ali AS -sehingga disebut sebagai Syiah Ali- adalah letak kebenaran yang berada di sisi beliau. hal ini tentunya bukan sebuah klaim semata tapi kembali pada pernyataan sang Nabi agung Muhammad SAW terkait penerusnya sebagaimana telah diuraikan pada seri-seri sebelumnya.
Selain itu, ternyata dalam beberapa riwayat terdapat ungkapan Nabi yang secara jelas dan langsung menyatakan tentang hubungan Imam Ali AS dengan kebenaran. Diantaranya seperti berikut:
أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ كَامِلٍ الْقَاضِي، ثنا أَبُو قِلابَةَ، ثنا أَبُو عَتَّابٍ سَهْلُ بْنُ حَمَّادٍ، ثنا الْمُخْتَارُ بْنُ نَافِعٍ التَّمِيمِيُّ، ثنا أَبُو حَيَّانَ التَّيْمِيُّ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ: رَحِمَ اللَّهُ عَلِيًّا اللَّهُمَّ أَدِرِ الْحَقَّ مَعَهُ حَيْثُ دَارَ
هذا حديث صحيح على شرط مسلم و لم يخرجاه
Telah mengabarkan pada kami Ahmad bin Kamil al-Qadhi, telah bercerita pada kami Abu Qilabah, telah bercerita pada kami Abu A’ttab Sahl bin Hammad, telah bercerita pada kami al-Mukhtar bin Nafi’ at-Tamimi, telah bercerita pada kami Abu Hayyan at-Tamimi dari Ayahnya dari Ali RA, berkata: “Rasulullah SAW bersabda: ‘Semoga Allah SWT merahmati Ali, Ya Allah gerakanlah kebenaran bersama dengannya, kemanapun ia (Ali) bergerak.’”
Hadis ini sahih berdasarkan kriteria Muslim, namun (Bukhari dan Muslim) tidak menukilnya.[1]
Dalam hal ini salah seorang ulama Sunni kesohor dari India, Syah Waliyullah Dehlawi (W. 1768 M) saat menjelaskan tentang Ishmah (kemaksuman), ia memaparkannya dengan menukil penggalan riwayat di atas.
واذا تمت العصمة کانت افاعیله کلها حقة لا أقول إنها تطابق الحق بل هی الحق بعینها بل الحق امر ینعکس من تلک الأفاعیل کالضوء من الشمس والیه أشار رسول الله صلى الله علیه وسلم حیث دعا الله تعالى لعلی اللهم ادر الحق معه حیث دار ولم یقل ادره حیث دار الحق
Ketika kemaksuman (seseorang) telah sempurna, maka tindak-tanduknya seluruhnya adalah kebenaran. Aku tidak mengatakan bahwa prilakunya sesuai dengan kebenaran, tapi ia (prilakunya) merupakan kebenaran itu sendiri. Bahkan kebenaran adalah sesuatu yang tercermin dari perbuatan-perbuatannya seperti cahaya dari matahari. Oleh sebab itu Rasulullah SAW menjelaskan sebagaimana beliau berdoa pada Allah SWT untuk Ali: “Ya Allah gerakanlah kebenaran bersama dengannya, kemanapun ia (Ali) bergerak.” Beliau tidak berkata: “..Gerakanlah ia (Ali) kemanapun kebenaran berada.”[2]
Dari ungkapan di atas, dengan jelas dapat kita pahami bahwa ulama tersebut menjadikan Imam Ali AS sebagai contoh pada kasus Ishmah. Hal ini berangkat dari doa Nabi yang meminta supaya kebenaran yang mengikuti Ali bukan sebaliknya.
Riwayat-riwayat yang menjelaskan tentang hubungan Imam Ali AS dengan kebenaran, telah sampai dengan berbagai kalimat yang beragam. Tentunya selain menjadi nash akan kebenaran beliau juga menjadi sebuah keutamaan atas para sahabat lainnya. InsyaAllah akan dibahas lebih dalam lagi pada seri-seri berikutnya.
[1] Al-Mustadrak ala as-Shahihain, jil: 3, hal: 134-135, Dar al-Kutub al-Ilmiyah, Beirut.
[2] At-Tafhimat al-Ilahiyyah, jil: 2, hal: 22, al-Majlis al-Ilmi.