MUSLIMMENJAWAB.COM – Seperti yang telah dikaji di banyak seri sebelumnya bahwa Syiah adalah sebutan untuk setiap orang atau golongan yang berwilayah kepada Ali bin Abi Thalib dan Ahlulbaitnya. Dan mereka meyakini bahwa Ali bin Abi Thalib as dan Ahlulbaitnya adalah sosok-sosok terbaik yang ditunjuk oleh Rasul Saw untuk menjadi Imam-Imam sepeninggalnya.
Syiah bukan mazhab yang muncul belakangan. Namun sudah ada semenjak zaman Nabi Saw. sekelompok sahabat seperti Salman Farsi, Abu Dzar al-Ghifari, Miqdad dan Ammar Yasir telah dikenal sebagai golongan Syiah Ali as di zaman Rasul. Mereka adalah Syiah Ali yang dikatakan oleh Rasul Saw sebagai pemenang di hari kiamat .
Pasca Wafat Rasul Saw, dalam rangka komitmen terhadap Wilayah Ali as, para sahabat yang tergolong dari Syiah Ali tersebut melakukan aksi-aksi protes terhadap fenomena saqifah yang memberikan posisi Khalifah kepada selain Ali as. Karena jelas bagi mereka, posisi Khalifah adalah bagian dari ajaran Wilayah terhadap Ali as yang diajarkan oleh Rasul Saw.
Thabari menceritakan bahwa salah satu kejadian pasca wafat Rasul Saw adalah penolakan dari Ali bin Abi Thalib as dan kelompoknya terhadap fenomena saqifah yang menunjuk Khalifah Abu bakar sebagai Khalifah pengganti Raul Saw, dan jg dikatakan bahwa Ali as dan kelompoknya itu berkumpul di rumah Fathimah az-Zahra as.
Thabari menukil :
انّه کان من خبرنا حین توفّی الله نبیّه انّ علیّاً و الزبیر و من معهما تخلّفوا عنّا فی بیت فاطمه
“bahwa salah satu kejadian pasca wafat Rasul Saw adalah Ali, Zubair dan golongan yang bersama mereka telah membelot dari kami (Khalifah Abu Bakar) di rumah fathimah as.” (Thabari, Tarikh Thabari : 2/235, Dar al-kutub al-ilmiah, Beirut, 1408 H).
Ibnu khaldun menceritakan bahwa para sahabat yang tergolong dari Syiah Ali tersebut seperti Zubair, Ammar bin Yasir dan Miqdad bin Aswad, berkeluh kesah dan menyayangkan atas peminggiran Ali as pasca Wafat Rasul Saw
كان جماعة من الصحابة يتشيعون لعلي ويرون استحقاقه على غيره ولما عدل به إلى سواه تأففوا من ذلك وأسفوا له مثل الزبير وعمار بن ياسر والمقداد بت الأسود وغيرهم، إلا أن القوم لرسوخ قدمهم في الدين وحرصهم على الإلفة لم يزيدوا في ذلك على النجوى بالتأفف والأسف
“Pada saat itu sudah ada sekelompok sahabat Nabi saw yang menjadi syiah (mengikuti) Ali dan mereka memandangnya lebih berhak dari selainnya (dalam masalah kepemimpinan), Dan ketika kepemimpinan itu disimpangkan kepada selainnya (Ali), mereka mengeluhkan hal itu dan menyayangkannya. Mereka itu seperti Zubair, dan yang bersamanya Ammar bin Yasir, dan Al-Miqdad bin al-Aswad dan lain-lainnya. Namun, karena kedalaman langkah (dan keimanan) kaum tersebut dalam masalah agama dan harapan mereka dalam kerukunan (umat), mereka pun menahan keluh -kesah itu hanya sampai batas berbisik-bisik.” (Abdurrahman bin Khaldun, Tarikh Ibn Khaldun: 3/215, Dar al-Fikri – Beirut, 1406 H)
Aksi-aksi yang nampak dari para Sahabat yang tergolong dalam Syiah Ali tersebut menunjukkan pembelaan mereka terhadap Wilayah Ali as. Mereka sangat sadar bahwa Rasulullah Saw membimbing umat atas ajaran Wilayah kepada Ali as dan Ahlulbaitnya pasca Rasul saw. Dengan kata lain, Rasulullah Saw menjadikan Ali bin Abi Thalib dan Ahlulbaitnya sebagai Imam-imam sepeninggalnya.