MUSLIMMENJAWAB.COM – Keutamaan para sahabat tentu berbeda-beda, namun yang paling utama dari mereka adalah Ahlul Bait Nabi SAW, khususnya Imam Ali bin Abi Thalib AS. Itulah pandangan yang dimiliki oleh Syiah sebagaimana hal ini dijadikan tolok ukur oleh sebagian ulama dalam mendefinisikannya. Dan hal tersebut telah diulas pada seri-seri awal kajian ini.
Dalam seri ke-28 kita telah mengkaji sisi keutamaan Imam Ali AS yang disebut oleh Nabi SAW sebagai diri beliau. Kejadian ini terekam dalam peristiwa Mubahalah yang terjadi antara Rasulullah SAW dengan kelompok Nasrani dari Najran.
Namun ternyata penyebutan itu tidak hanya terjadi pada peristiwa itu saja, melainkan dalam beberapa kesempatan lainnya juga, Nabi SAW memakai sebutan yang sama dalam mengenalkan siapa Imam Ali AS kepada orang-orang pada masa itu.
Misalnya dalam beberapa riwayat sebagai berikut:
أَخْبَرَنَا الْعَبَّاسُ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا الْأَحْوَصُ بْنُ جَوَابٍ قَالَ: حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ زَيْدِ بْنِ يُثَيْعٍ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَيَنْتَهِيَنَّ بَنُو وَلِيعَةَ أَوْ لَأَبْعَثَنَّ إِلَيْهِمْ رَجُلًا كَنَفْسِي يُنْفِذُ فِيهِمْ أَمْرِي، فَيَقْتُلَ الْمُقَاتِلَةُ، وَيَسْبِيَ الذُّرِّيَّةَ. فَمَا رَاعَنِي إِلَّا وَكَفُّ عُمَرَ فِي حُجْزَتِي مِنْ خَلْفِي مَنْ يَعْنِي؟ فَقُلْتُ: مَا إِيَّاكَ يَعْنِي، وَلَا صَاحِبَكَ قَالَ: فَمَنْ يَعْنِي؟ قَالَ: خَاصِفُ النَّعْلِ قَالَ: وَعَلِيٌّ يَخْصِفُ نَعْلَا
Telah mengabarkan pada kami Abbas bin Muhammad, telah bercerita pada kami Ahwash bin Jawwab, ia berkata: “Telah bercerita pada kami Yunus bin Abu Ishaq dari Abu Ishaq, dari Zaid bin Yutsai’, dari Abu Dzar, ia berkata: ‘Rasulullah SAW bersabda: ‘Hendaknya Banu Wali’ah (penguasa Hadhramaut) berhenti, atau aku akan mengutus seorang lelaki seperti diriku yang menjalankan perintahku di tengah-tengah mereka, membinasakan orang yang mencari peperangan dan menawan para kerabatnya.’ Hal itu membuatku takjub sementara itu Umar menepuk pinggangku dari belakang (berkata) ‘Siapa lelaki yang dimaksud?’ Kemudian aku berkata: ‘bukan kau dan bukan juga sahabatmu.’ Ia bertanya lagi: ‘lalu siapa?’ ia menjawab: ‘orang yang sedang menambal sandal.’ Ia berkata: ‘Dan Ali sedang menambal sandal.’”[1]
Adapun dari segi sanad riwayat di atas: Abbas bin Muhammad disebut sebagai seorang Tsiqah dan Hafiz[2]. Ahwash bin Jawwab salah satu perawi dari Shahih Muslim, Sunan Abu Daud serta Nasai’ dan disebut sebagai seorang yang Shaduq (berkata jujur)[3]. Yunus bin Abu Ishaq juga merupakan salah seorang perawi dalam Shahih Muslim dan disebut sebagai orang yang Shaduq.[4]Abu Ishaq as-Sabi’i merupakan salah satu perawi yang sering muncul dalam Kutubu Sittah serta disebut sebagai orang yang Tsiqah dan banyak meriwayatkan hadis.[5]Zaid bin Yutsai juga disebut sebagai seorang yang Tsiqah.[6] Adapun Abu Dzar adalah seorang sahabat.
Adapun riwayat yang lain:
حَدَّثَنَا شَرِيكٌ، عَنْ عَيَّاشٍ الْعَامِرِيِّ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَدَّادٍ، قَالَ: قَدِمَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ (ص) وَفْدُ آلِ سَرْحٍ مِنَ الْيَمَنِ فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ (ص): لَتُقِيمُنَّ الصَّلَاةَ وَلَتُؤْتُنَّ الزَّكَاةَ وَلَتَسْمَعُنَّ وَلَتُطِيعُنَّ أَوْ لَأَبْعَثَنَّ إلَيْكُمْ رَجُلًا كَنَفْسِي، يُقَاتِلُ مُقَاتِلَتَكُمْ وَيَسْبِي ذَرَارِيَّكُمْ، اللَّهُمَّ أَنَا أَوْ كَنَفْسِي، ثُمَّ أَخَذَ بِيَدِ عَلِيٍّ
Telah bercerita pada kami Syuraik, dari A’yyasy al-A’miri, dari Abdullah bin Syaddad, ia berkata: “Telah datang kepada Rasulullah SAW sekelompok dari keluarga Sarh dari Yaman. Nabi berkata pada mereka: ‘Hendaknya kalian mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mendengarkan dan taat (terhadap aturan) atau aku akan mengutus seorang lelaki seperti diriku yang membinasakan orang yang mencari peperangan diantara kalian serta menawan keluarga kalian. Ya Allah, aku atau orang yang seperti diriku.’ Kemudian beliau mengambil tangan Ali.”[7]
Adapun dari segi sanad: Syuraik bin Abdullah al-Qadhi, A’yyasy al-A’miri dan Abdullah bin Syaddad merupakan para perawi yang juga banyak periwayatannya dalam Kutubu Sittah.
أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الزَّاهِدُ الأَصْبَهَانِيُّ، ثنا أَحْمَدُ بْنُ مِهْرَانَ بْنِ خَالِدٍ الأَصْبَهَانِيُّ، ثنا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى، ثنا طَلْحَةُ بْنُ خَيْرٍ الأَنْصَارِيُّ، عَنْ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ مُصْعَبِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: افْتَتَحَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ مَكَّةَ ثُمَّ انْصَرَفَ إِلَى الطَّائِفِ فَحَاصَرَهُمْ ثَمَانِيَةً أَوْ سَبْعَةً، ثُمَّ أَوْغَلَ غُدْوَةً أَوْ رَوْحَةً، ثُمَّ نَزَلَ ثُمَّ هَجَرَ، ثُمَّ قَالَ: أَيُّهَا النَّاسُ، إِنِّي لَكُمْ فَرَطٌ، وَإِنِّي أُوصِيكُمْ بِعِتْرَتِي خَيْرًا مَوْعِدُكُمُ الْحَوْضُ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَتُقِيمُنَّ الصَّلاةَ، وَلَتُؤْتُونَ الزَّكَاةَ، أَوْ لأَبْعَثَنَّ عَلَيْكُمْ رَجُلا مِنِّي، أَوْ كَنَفْسِي فَلَيَضْرِبُنَّ أَعْنَاقَ مُقَاتِلِيهِمْ، وَلَيَسْبِيُنُّ ذَرَارِيَّهُمْ، قَالَ: فَرَأَى النَّاسُ أَنَّهُ يَعْنِي أَبَا بَكْرٍ أَوْ عُمَرَ، فَأَخَذَ بِيَدِ عَلِيٍّ، فَقَالَ: «هَذَا».هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحُ الإِسْنَادِ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ
Telah mengabarkan pada kami Abu Abdillah Muhammad bin Abdullah az-Zahid al-Asbahani, telah bercerita pada kami Ahmad bin Mihran bin Khalid al-Asbahani, telah bercerita pada kami Ubaidullah bin Musa, telah bercerita pada kami Thalhah bin Khair al-Anshari, dari Abdul Mutthalib bin Abdullah, dari Mushab bin Abdurahman dari Abdurahman bin Auf RA, ia berkata: “Setelah Rasulullah SAW melakukan Fathu Makkah kemudian ia pergi ke arah Thaif dan mengepungnya selama delapan atau tujuh (hari), (kemudian berhasil menaklukannya) Kemudian Ia berkata: ‘Wahai manusia sungguh aku memiliki kasih sayang terhadap kalian dan sungguh aku mewasiatkan kalian dengan kebaikan terhadap keluargaku (Ahlul Bait), tempat janji kalian adalah telaga. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, hendaklah kalian mendirikan shalat dan menunaikan zakat atau aku akan mengutus seorang lelaki dariku atau seperti diriku yang akan membinasakan para pencari peperangan dari mereka dan menahan sanak kerabat mereka.’ Ia berkata: ‘Orang-orang menyangka bahwa itu adalah Abu Bakar atau Umar, kemudian Nabi mengambil tangan Ali dan berkata: ‘Inilah dia.’” Hadis ini sahih sanadnya namun tidak dinukil oleh (Bukhari dan Muslim).[8]
Dari beberapa bukti riwayat maupun catatan sejarah, terbukti bahwa Rasulullah SAW memiliki kedekatan khusus dengan Ahlul Baitnya, terlebih Imam Ali AS. Dalam hal ini sosoknya sering kali dikenalkan oleh Nabi pada orang-orang saat itu sebagai duplikat atau yang serupa dengan dirinya sendiri. Hal ini menandakan bahwa posisi Imam Ali tentu berbeda dengan para sahabat lainnya.
[1] As-Sunan al-Kubra, jil: 7, hal: 434, Muassasah ar-Risalah.
[2] Al-Kasyif, jil: 1, hal 534, Darul Qiblah Lil Tsaqafah al-Islamiyah.
[3] Taqrib at-Tahdzib, jil: 1, 96.
[4] Taqrib at-Tahdzib, jil: 1, 613.
[5] Taqrib at-Tahdzib, jil: 1, 423.
[6] Taqrib at-Tahdzib, jil: 1, 225.
[7] Al-Kitab al-Mushannif Fil Ahadits Wal Atsar, jil: 6, hal: 369, Darut Taj.
[8] Al-Mustadrak Ala as-Shahihain, jil: 2, hal: 131, Darul Kutub al-Ilmiyah, Beirut.