Muslim Menjawab – Kehadiran kita di bulan suci Ramadhan tahun ini merupakan anugerah besar yang Allah SWT berikan. Ramadhan adalah bulan penuh berkah dimana umat Islam berpeluang besar untuk mengubah jiwanya di hadapan Allah SWT. Banyak amalan-amalan yang dianjurkan di dalamnya. Salah satunya adalah Shalat Sunnah/Nafilah atau yang lebih masyhur di kalangan Ahlusunnah adalah Tarawih.
Namun ada perbedaan pada kaum Muslimin mengenai apakah shalat sunnah itu dikerjakan secara berjamaah atau sendiri-sendiri. Pada seri pertama telah dijelaskan bahwa dalam kitab Shahih Bukhari, shalat sunnah pada masa Rasulullah SAW itu dikerjakan secara sendiri-sendiri. Setelah kita mengetahui sunnah atau bidahnya shalat tarawih, pada seri ini kita akan menengok beberapa pendapat ulama Ahlusunnah dari setiap masa mengenai shalat ini.
Muhammad bin Saad Az-Zuhri (230 H)
Dalam kitabnya yaitu at-Tabaqat al-Kubra, Juz 3, hal. 213, Cet. Dar al-kitab al-Alamiah mengenai hal ini ia menuliskan;
وَهُوَ أَوَّلُ مَنْ سَنَّ قِيَامَ شَهْرِ رَمَضَانَ وَجَمَعَ النَّاسَ عَلَى ذَلِكَ وَكَتَبَ بِهِ إِلَى الْبُلْدَانِ. وَذَلِكَ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ سَنَةَ أَرْبَعَ عَشْرَةَ. وَجَعَلَ لِلنَّاسِ بِالْمَدِينَةِ قَارِئَيْنِ. قَارِئًا يُصَلِّي بِالرِّجَالِ وَقَارِئًا يُصَلِّي بِالنِّسَاءِ.
“Ia (Umar bin Khatab) adalah orang pertama yang menegakkan nafilah Ramadhan (secara berjamaah) dan mengumpulkan masyarakat untuk melaksanakannya serta menuliskan ke seluruh kota agar melakukan hal ini. Perkara ini terjadi pada bulan Ramadhan tahun 14 Hijriah. Dua imam telah ditetapkan di Madinah satu untuk laki-laki dan satu untuk perempuan.”
Syaikh Al-Baladzuri (279 H)
Ia adalah sejarawan Islam yang hidup pada abad ke-3 H di Baghdad sezaman dengan Ibnu Sa’ad. Berkenaan dengan tarawih dalam kitab Ansab al-Asyraf, Juz 10, hal. 4406, cet. Dar al-Fikr ia menuliskan:
وَأَوَّلَ مَنْ سَنَّ قِيَامَ شَهْرِ رَمَضَانَ، وَجَمَعَ النَّاسَ عَلَى ذَلِكَ، وَكَتَبَ بِهِ إِلَى الْبُلْدَانِ، وَذَلِكَ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ سَنَةَ أَرْبَعَ عَشْرَةَ
“Umar adalah orang pertama yang menegakan shalat nafilah (secara jamaah) pada bulan Ramadhan. Ia mengumpulkan orang-orang untuk itu kemudian memerintahkan hal itu ke kota-kota lainnya. Peristiwa ini terjadi pada bulan Ramadhan tahun 14 H.”
Abu Hilal Al-Askari (395 H)
Dalam kitabnya al-Awail, juz 1, hal. 152, cet. Dar al-Basyir, ia menuliskan;
وأول من اتخذه عمر أول من سن قيام شهر رمضان جماعة سنة أربع عشرة .
“Perkara-perkara yang dikerjakan Umar adalah yang pertama menegakan shalat nafilah Ramadhan secara berjamaah tahun 14 H.”
Dari beberapa bukti di atas serta bukti pada seri pertama bahwa shalat nafilah/sunah/tarawih itu pada awalnya dikerjakan secara sendiri-sendiri dan tidak berjamaah. Namun pada masa kekhalifahan Umar bin Khatab sunah ramadhan ini telah berubah atas perintahnya.