MUSLIMMENJAWAB.COM – Secara panjang-lebar, kami telah menyuguhkan pembahasan tentang Sayyidina Ali RA. sebagai pemimpin secara langusung selepas wafatnya mendiang Nabi Saw. Tak sampai di situ, kami juga telah menyuguhkan dalil-dalil terkait yang diadopsi dari kitab-kitab Sunni, yang keabsahannya bisa dipertanggungjawabkan.
Nah, kali ini, penulis hendak meyoroti Sayyidina Ali RA. dari sisi keutamaannya di antara para sahabat Nabi Saw. Keutamaannya dapat kita telusuri di dalam kitab karangan ulama besar Ahlusunnah, Ibnu Abdul Barr Andalusi.
Abu Umar bin Abdullah bin Abdul Barr, atau yang lebih masyhur dengan panggilan Ibnu Abdul Barr Andalusi adalah seorang ulama Ahlusunnah bermazhab Maliki. Ia lahir di Cordoba sekira 25 Rabiul Akhir 368 H dan wafat pada akhir Rabiul Awwal 463 H di Andalusia.
Di dalam lembaran sejarah, ia dikenal sebagai ahli hadis, sejarawan, dan sastrawan. Semua kemampuan yang ia miliki tentu tidak datang begitu saja. Ada para guru yang selalu mengajarinya. Di antara deretan guru itu, ada Abul Walid bin Qaradhi, dan Abu Umar Talmanaqi.
Salah satu kitabnya yang masyhur adalah Al-Isti’ab fi Ma’rifatil Ashab. Melalaui kitab ini, ia mengenalkan para sahabat Nabi Muhammad Saw kepada para pembaca. Konon, kitab ini adalah yang paling pertama di zamannya, yang di dalamnya mengupas tentang para sahabat nabi.
Salah satu sahabat yang tak luput dari sentuhan penanya adalah Sayyidina Ali RA. Di dalam kitab itu, secara terang-terangan, ia mengutip kesaksian para sahabat nabi akan keutamaan ayah dari Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husain itu. Redaksi kesaksian itu bisa kita baca sebagai berikut.
وَروى- عَنْ سلمان، وَأَبِی ذر، والمقداد، وخباب، وجابر، وَأَبِی سَعِید الْخُدْرِیّ، وزید بْن الأرقم- أن علی بْن أَبِی طالب رَضِیَ اللَّهُ عَنْهُ أول من أسلم، وفضله هؤلاء على غیره.
“Diriwayatkan dari Salman, Abu Dzar, Miqdad, Khubab, Jabir, dan Abi Sa’id Al-Khudri serta Zaid bin Arkam bahwa Ali bin Abi Thalib RA. adalah orang yang pertama kali memeluk Islam dan mereka (sebagian para sahabat) lebih mengutamakannya dari selainnya.”[1]
Dengan membaca pengakuan para sahabat di atas tentang keutamaan Sayyidina Ali RA., maka tak heran bila ia didapuk oleh Nabi Saw. untuk menjadi pengganti setelahnya, dan nabi juga mengakui di dalam hadis manzilat bahwa kedudukan Sayyidina Ali RA. di sisinya layaknya kedudukan Harun di sisi Nabi Musa AS., hanya saja tak ada nabi setelahnya.
[1] Al-Isti’ab fi Ma’rifatil Ashab, Ibnu Abdul Barr Andalusi, jil. 3, hal. 1090, cetakan Darul Jaeil.