Habib Rizieq, FPI dan Hak-hak yang Terampas

Sumber: Detik.com

MUSLIMMENJAWAB.C0M – Sekira tiga setengah tahun, Habib Rizieq, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) tak menginjakkan kaki di tanah air. Selama itu, ia dan keluarga tinggal di tanah kelahiran Nabi Saw., Saudi Arabia. Selama itu pula, tentu ada kerinduan yang membuncah di hati para pengikutnya.

Namun, kerinduan itu seolah terobati, lantaran setelah bertahun-tahun sosok yang mereka rindukan itu akhirnya ‘pulang kampung’ ke tanah airnya.

Iya, seperti yang kita tahu, tepat hari Selasa pagi, pukul 08:37 WIB, burung besi, Saudi Airlines yang membawa Imam Besar FPI bersama rombongan itu tiba di terminal tiga, Bandara Soekarno Hatta.

Berdasarkan berita yang penulis himpun dari beberapa sumber, kepulangan Rizieq Shihab disambut ribuaan jemaah-nya yang selama ini menahan rindu untuk bertemu dengan idolanya itu. Suara takbir pun menggema di sekitaran terminal tiga. Masya Allah!

Namun, di luar keriuhan dalam penyambutan itu, ada ihwal yang janggal dari sikap para jamaah yang berkostum serba-putih itu. Bukan hanya menyisakan kejanggalan, penulis juga menyayangkan apa yang telah terjadi di terminal tiga dan sekitarnya itu.

Iya, demi menyambut Imam Besar mereka, sebagian jemaah yang sudah terlanjur memendam rasa rindu yang tak terkira kepada Imam Besar-nya itu, sampai kalap, dan tak sadar kalau ternyata sikapnya itu membuat fasilitas pendukung di terminal tiga rusak dan tak bisa lagi dipakai.

Tentu banyak pihak yang menyayangkan hal ini. Mungkin, ada juga yang menggerutu begini, “Orang yang mengaku umat Rasulullah kok gitu, nggak memerhatikan hak-hak orang lain.” dan sederet gerutuan lainnya yang senada.

Tak hanya kerusakan di dalam terminal tiga bandara Soekarno Hatta, hak-hak orang lain yang terampas juga terjadi di jalan TOL, dari dan menuju Bandara. Akibat meludaknya jemaah-pecinta Rizieq Shihab, jalan TOL jadi macet. Tak sampai di situ, akibat kemacetan parah itu, banyak orang yang kehilangan waktu berharagnya.

Di sini, penulis sedang tidak menyalahkan pihak manapun. Sepenuhnya penulis serahkan ke pembaca dalam menilai kejadian di atas. Lebih dari itu, sejatinya kejadian di atas adalah pelajaran bagi kita—yang mengaku sebagai umat Nabi Muhammad Saw.—untuk lebih perhatian dengan hak-hak orang lain.

Yang perlu kita ingat, bukan semata-mata memendam rindu yang mendalam kepada sosok yang kita cintai, lantas kita buta dan tuli akan hak-hak orang lain. Tidak begitu. Berbicara hak orang lain, benak penulis jadi melayang ke salah satu sabda Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang berbunyi begini,

“Allah lebih memerhatikan hak hamba-hamba-Nya daripada hak Dirinya. Barang siapa yang memerhatikan hak-hak hamba-Nya, maka ia juga akan memerhatiak hak-haknya Allah Swt.”

Seperti yang sudah ramai beredar, bahwa kepulangan Rizieq Shihab ke tanah air membawa misi untuk melakukan revolusi akhlak, yaitu mengubah hal buruk ke sesuatu yang baik dan seterusnya.

Kita berharap, semoga kepulangannya membawa kedamaian untuk Indonesia. Dan yang paling penting, sebelum kita melakukan revolusi akhlak kepada orang lain, mari kita mulai revolusi akhlak itu dari diri kita masing-masing. Iya, dari diri kita masing-masing.

Related posts

Leave a Reply