MUSLIMMENJAWAB.COM – Dalam pembahasan sebelumnya kita telah mengkaji sekaligus membantah klaim orang-orang Zionis terkait tanah yang dijanjikan (Palestina). Hal ini dengan jelas dapat kita lihat baik dalam sejarah maupun keterangan dalam beberapa ayat Al-Quran, bahwa klaim tersebut terbantahkan seperti yang telah kami paparkan.
Satu hal lainnya yang dapat kita jadikan patokan dalam menilai kebenaran klaim Zionis mengenai janji Tuhan (janji yang berupa kebaikan) pada mereka adalah dengan melihat cara dan upaya mereka dalam meraih janji itu sendiri. Tidak sedikit Allah swt dalam Al-Quran memberikan janji-janji (yang baik) pada para hamba-Nya, namun dalam meraih janji (yang baik) tersebut terdapat syarat tertentu yang mana hal ini selalu sesuai dengan keinginan dan keridhaan-Nya.
Seperti dalam ayat berikut ini:
وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۖ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًاۗ يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـًٔاۗ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh, akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh, Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Tetapi barangsiapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (An-Nur: 55)
Dalam ayat di atas Allah secara jelas menjanjikan kekuasaan bumi ini pada mereka yang memenuhi dua syarat secara bersamaan. Pertama adalah keimanan serta kedua adalah amal saleh, sehingga dapat kita pahami bahwa janji ini hanya bagi mereka yang beriman serta beramal saleh.
Atau misalnya dalam ayat lain:
وَاِذِ ابْتَلٰٓى اِبْرٰهٖمَ رَبُّهٗ بِكَلِمٰتٍ فَاَتَمَّهُنَّ ۗ قَالَ اِنِّيْ جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ اِمَامًا ۗ قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْ ۗ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِى الظّٰلِمِيْنَ
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “Dan (juga) dari anak cucuku?” Allah berfirman, “(Benar, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.” (Al-Baqarah: 124)
Di sini Nabi Ibrahim meminta pada Allah untuk menjadikan dari keturunannya sebagai imam (pemimpin) sebagaimana ia telah mencapai kedudukan tersebut. Namun kemudian Allah swt menjawab permintaannya dengan sebuah pernyataan bahwa janji-Nya tidak akan berlaku terhadap orang-orang zalim. Dalam berbagai kitab tafsir dijelaskan bahwa syarat untuk menjadi imam di sini adalah kemaksuman atau tidak pernah berbuat kezaliman sekecil apapun, yang berarti janji Allah swt di sini hanya berlaku bagi mereka yang mencapai derajat Ismah.
Dari kedua ayat tersebut dapat kita pahami bahwa janji Allah swt adalah satu hal yang dapat diraih dengan cara dan upaya yang sesuai dengan keinginan dan keridhaan-Nya. Sementara itu apabila syarat yang diperlukan tidak terpenuhi maka janji Allah itu tidak akan berlaku.
Terlebih lagi, yang terjadi saat ini ialah Zionis mengklaim tanah palestina sebagai tanah yang dijanjikan Tuhan bagi mereka. Di samping itu mereka mengambil tanah tersebut dengan cara merampas, memaksa, mengusir dan membunuh orang-orang yang sebelumnya tinggal di sana. Dan ini sangat jauh dari apa yang diajarkan dalam syariat agama serta yang ada malah bertentangan dengan keinginan dan keridhaan Tuhan.