Abdullah bin Mas’ud dan Tahrif Al-Quran

MUSLIMMENJAWAB.COM – Hingga saat ini, pembahasan tahrif al-Quran di situs ini belum juga usai. Meski begitu, hal ini tentu sangat bagus untuk memperkaya pengetahuan kita. Semakin banyak ragam pengetahuan yang memenuhi otak kita, kian sedikit kemungkinan untuk menyudutkan dan menyimpan amarah terhadap kelompok lainnya.

Sebab, umumnya, rasa benci—terhadap keyakinan (baca: mazhab lain)—bermula dari kejahilan kita tentang duduk persolaan yang sedang terjadi. Dalam hal ini, pengetahuan kita tentang Islam dan yang bertalian dengannya.

Read More

Terkait dengan pembahasan tahrif al-Quran, ada materi yang sayang untuk kita lewatkan. Iya, hal itu terkait sahabat Nabi bernama Abdullah bin Mas’ud yang disinyalir terlibat dalam pen-tahrif-an al-Quran.

Tentu, apa yang dilakukan oleh Abdullah bin Mas’ud bukan tanpa pijakan dalil yang kuat. Rekam jejaknya terkait dengan tahrif al-Quran termaktub di dalam salah satu kitab berjudul Majmaul Biharul Anwar fi Gharhaib at-Tanzil Wa Li Thaiifl Akhbar.

Penulis kitab yang disebutkan di atas adalah Muhammad Thahir Shadiqi bin Ali al-Gujarati. Ulama bermzahab Sunni-Hanafi asal Gujarat-India itu adalah seorang yang ahli dalam bidang hadis dan ilmu rijal. Tanda-tanda ia bakal menjadi ulama sudah kentara sejak ia masih kecil, tepatnya ketika ia telah hafal al-Quran sebelum sampai usia baligh.

Suatu ketika, Saat ia menunaikan haji di Makah, ia tak langsung pulang ke negaranya. Bahkan, ia sempat menetap di sana dan menjadi murid ulama besar, seperti Ibnu Hajar Haitami, Abul Hasan Bakri, dan Syekh Abdullah al-Idrus.

Kembali ke pembahasan inti, jejak Abdullah bin Mas’ud terkait dengan pen-tahrif-an al-Quran, bisa kita baca bersama di bawah ini.

.فهذا کظن عبد لله أن المعوذتین لیستا من القرآن

“Dan ini seperti prasangka Abdullah bin Mas’ud, bahwa surah al-Mu’awidatain (Surah al-Falaq dan an-Naas) bukan bagian dari al-Quran.)[1]

Sebagai catatan, terjadi perselisihan antarulama terkait pernyataan di atas. Artinya, ada yang pro, ada juga yang kontra. Meski begitu, bukan kapasitas penulis untuk membahas perselisihan itu. Penulis hanya menyuguhkan, bahwa ada sahabat nabi yang seperti Abdullah bin Mas’ud. Wallahu a’lam bi as-shawab.


[1] Muhammad Thahir bin Ali al-Gujarati, Majmaul Biharul Anwar fi Gharhaib at-Tanzil Wa Li Thaiifl Akhbar, juz. 4, hal. 235. Penerbit: Mathba’ah Majlis Da’iratul Ma’arif al-Utsmaniyah. Cetakan: Ketiga (1387 H – 1967).

Related posts

Leave a Reply