MUSLIM MENJAWAB – Tahrif Al-Quran menjadi salah satu pembahasan yang menarik di kalangan kaum muslimin. Dan acap kali menjadi bahan perdebatan di kalangan mereka. Hal itu karena adanya tuduhan yang dilayangkan kepada mazhab Syi’ah terkait tahrif Al-Quran. Mazhab Syi’ah dituduh sebagai mazhab yang memiliki Al-Quran berbeda dengan muslim lainnya dan meyakini adanya tahrif. Namun tuduhan itu tidak benar, karena Jumhur ulama Syi’ah baik yang dahulu maupun yang sekarang sepakat bahwa Alquran tidak mengalami distorsi.
Sebelumnya telah dibahas salah satu pendapat dari Ulama Syi’ah yaitu Syekh Shaduq mengenai Tahrif Al-Quran. Beliau dengan tegas mengatakan bahwa Al-Quran yang kini ada diantara masyarakat adalah Al-Quran yang telah diturunkan oleh Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw. Kali ini kami akan paparkan dua pendapat Ulama Syi’ah lainnya yang membantah adanya Tahrif Al-Quran.
- Sayid Muhsin Al-Amin
Beliau adalah seorang Faqih Syi’ah, Ahli Bahasa, penulis biografi dan Sya’ir yang berasal dari Jabal Amil Lebanon. Beliau mempelajari ilmu agama di Najaf Irak dan mendapat bimbingan dari Ulama-ulama besar Syi’ah seperti Muhammad Thaha Najaf, Akhund Khurasani dan lainnya, sampai beliau mencapai derajat Ijtihad.
Salah satu karya terpenting beliau adalah Kitab A’yanus Syi’ah. Dalam buku tersebut beliau mengatakan bahwa tidak ada satupun ulama dari Mazhab Syi’ah Imamiyah baik dulu maupun sekarang yang mengatakan bahwa Al-Quran mengalami penambahan baik sedikit ataupun banyak, semuanya sepakat tidak ada tambahan dalam Al-Quran. Dan begitu juga dapat dikatakan bahwa Al-Quran tidak mengalami pengurangan.
- Muhammad Husain Kasyiful Githa
Beliau adalah ulama dan marja’ Syi’ah dari Najaf Irak. Beliau adalah seorang Faqih, Retorik, seorang Ahli di bidang sastra Arab, Filsafat, Hikmah, Tafsir dan Irfan (Mistisisme). Beliau di bimbing dan di didik oleh guru-guru terkemuka dari Hauzah Najaf seperti, Mustafa Tabrizi, Muhammad Taqi Syirazi, Muhaddis Nuri dan lainnya. Beliau juga mengambil beberapa pelajaran Bahtsul kharij Fikih dan Ushul dari Ayatullah Sayyid Muhammad Kazim Yazdi dan Ayatullah Akhund Khurasani untuk menjadi seorang mujtahid. Beliau senantiasa memperkenalkan dan membela Syi’ah. Persatuan Islam, kebangkitan Islam dan kedekatan diantara kelompok umat Islam menjadi perhatian utama beliau dalam mengenalkan dan membela Syi’ah.
Salah satu karya beliau ialah Kitab Aslus Syi’ah wa Ushuluha, yang berisi tentang memperkenalkan dan membela Syi’ah. dalam buku tersebut beliau mengatakan dengan tegas bahwa Al-Quran yang ada ditangan kaum muslimin adalah Al-Quran yang turun dari Allah Swt, tidak ada tahrif, pengurangan atau penambahan. Beliau juga mengatakan bahwa riwayat-riwayat yang datang dari jalur Syi’ah ataupun Ahlussunnah mengenai adanya pengurangan atau tahrif Al-Quran adalah riwayat yang sangat lemah, dan tidak bisa diterapkan secara ilmu maupun amal.
Dari uraian di atas, kita bisa simpulkan bahwa beberapa ulama syi’ah bahkan jumhurnya ulama syi’ah membantah adanya tahrif atau perubahan Al-Quran. Tuduhan terhadap Mazhab Syi’ah yang memiliki Al-Quran berbeda tidak mendasar dan terbantahkan. Justru kita harus berfikir dan mempertanyakan keimanan mereka yang meyakini adanya tahrif dan Al-Quran berbeda, bukankah Allah Swt sendiri telah menjamin akan menjaga Al-Quran?
(YS/MM)