MUSLIM MENJAWAB – Melanjutkan seri tentang pembahasan seputar Syi’ah, sebelumnya telah di paparkan perihal definisi Syi’ah secara etimologi dan terminologi. Sebagaimana yang telah di jelaskan sebelumnya bahwa Syi’ah secara etimologi berarti pengikut atau penolong. Adapun secara terminologi, telah kami sampaikan dua definisi dari dua ulama yaitu Syahrastani dan Abu Musa Al-Asyari.
Kali ini, kami masih membahas definisi Syi’ah secara terminologi yang diambil dari sumber lainnya.
Dalam kitab Al-Fashl fil Milali wal Ahwai wan Nihal karya Ibnu Hazm tertulis bahwa Syi’ah ialah yang mengakui bahwa Ali RA adalah paling utamanya manusia setelah Rasulullah Saw, dan mengakui bahwa Ali beserta keturunan setelahnya adalah yang paling berhak atas kepemimpinan (Imamah).
Dalam kitab A’yanu Syi’ah milik Sayyid Muhsin Al-Amin di sebutkan bahwa kata Syi’ah identik bagi orang yang berwilayah kepada Ali RA dan Ahlul Baitnya.
…Nama ini (Syi’ah) berlaku bagi orang yang berwilayah pada Ali dan Ahlul Baitnya RA sehingga menjadi kata yang khusus. Jika dikatakan Fulan adalah Syi’ah, maka ia dikenal sebagai bagian dari mazhab Syi’ah…
Dan berikutnya penjelasan Syi’ah dari Kitab Firoqu As-Syi’ah milik Al-Hasan Ibnu Musa An-Naubakhti. Disana disebutkan bahwa awal kelompok Syi’ah ialah kelompok Ali bin Abi Thalib as, mereka dinamakan sebagai Syi’ah Ali di zaman Nabi Saw dan setelahnya, mereka dikenal sebagai kelompok yang meyakini ke Imamahannya. Mereka itu diantaranya ialah, Al-Miqdad bin Al-Aswad (Al-Kindi), Salman Al-Farisi, Abu Jandab bin Junadah Al-Ghifari…
Dari penjelasan diatas, kita bisa fahami bahwa kata Syi’ah identik sebagai pengikut Ali bin Abi Thalib as. Kelompok Syi’ah atau mazhab Syi’ah di kaitkan sebagai kelompok yang meyakini ke imamahan Ali dan Ahlulbaitnya serta meyakini bahwa Ali adalah manusia paling utama setelah Nabi Saw. Kelompok Syi’ah juga telah dikenal sejak zaman Nabi Saw, dan sebagian dari sahabat besar Nabi Saw seperti Miqdad atau Salman dikenal sebagai Syi’ah Ali.