MUSLIMMENJAWAB.COM – Pernahkah terlintas di dalam benak kita berupa pertanyaan-pertanyaan yang mendasar tentang kehidupan—salah satunya—setamsil: untuk apa manusia diciptakan? Nyaris semua manusia pasti pernah memiliki pertanyaan barusan, bukan?
Namun, persoalannya, ada yang mencari jawabannya dan mendapatkannya; ada yang mencari jawabannya, namun tak kunjung menemukannya, atau bahkan, ada juga yang sama sekali tidak berusaha mencari jawaban atas pertanyaan itu.
Orang jenis ketiga ini cenderung abai dan menganggap pertanyaan-pertanyaan senada sebagai suatu hal yang tidak penting sama sekali dalam hidupnya. Namun, kalau kita telusuri lebih jauh, sejatinya fitrah manusia selalu mendorong untuk menemukan jawaban dari pertanyaan itu.
Dengan tidak menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut, maka akan sedikit mengendorkan semangat hidup manusia. Bahkan, puncaknya, bisa-bisa manusia terjerembab ke dalam lubang keputusasaan yang tak berujung.
Sebaliknya, jika seseorang mengetahui tujuan dari penciptaannya, ia akan menjalani hidup ini dengan penuh semangat dan optimis. Tak perlu berlama-lama, langsung saja kita bahas, untuk apa sih kita diciptakan di dunia ini?
Sebelum berjalan lebih jauh, kita harus akui bahwa Allah adalah Dzat yang Maha Sempurna. Kesempurnaannya tergambarkan—salah satunya—melalui penciptaan manusia. Lebih dari itu, sejatinya, apa yang diciptakan-Nya bukan karena main-main belaka.
Pernyataan barusan dipertegas oleh firman Allah yang berbunyi, “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al-Mu’minun: 155).
Artinya, apa yang Allah ciptakan—apapun itu—memiliki tujuan dan manfaatnya masing-masing, termasuk penciptaan manusia. Masih dengan keagungan dan kesempurnaan Allah, bahwa semua itu dapat kita saksikan dari penciptaan-Nya yang ‘tiada’ ke ‘ada’ .
Hal itu menunjukkan, bahwa ada misi besar di balik penciptaan manusia, di mana seluruh keberuntungan dan manfaatnya akan kembali kepada diri manusia itu sendiri. Sebab, Allah Maha Segala-galanya, maka ia tak butuh apapun, sebagaimana manusia yang butuh akan segala sesuatu.
Sebagai penegasan, untuk mendapatkan keuntungan dan manfaat, puncaknya: kesempurnaan, tidak serta merta manusia berpangku tangan, tidak berbuat apa-apa. Harus ada beberapa fase yang mesti ia lewati. Nah, fase-fase itulah yang akan membantu dirinya mecapai kesempurnaan.
Pertama, setelah manusia menginjakkan kaki ke bumi, maka ada beberapa hal yang mesti ia lakukan—untuk menuju kesempurnaan—seperti, bagaimana ia dalam melewati ujian hidup. Bukankah untuk menikmati keindahan, kita kudu melewati rintangan lebih dulu?
Selain untuk menguji, rintangan hidup yang sudah pasti dihadapi manusia, tak lain adalah bentuk untuk menjadikannya sebagai pribadi yang tangguh dan lebih baik.
Maka, untuk mencapai kesempurnaan, Allah menguji manusia dengan beberapa rintangan, seperti yang terekam di dalam firman-Nya.
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk: 2).
Kedua, tujuan dari penciptaan manusia tak lain adalah agar ia mengenal akan keesaan Allah yang memiliki segala kesempurnaan.
Terkait dengan ini, Allah berfirman, “Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. (QS. At-Talaq:12).
Dengan mendekatkan diri kepadanya, dan mengetahui keagungan-Nya, itu adalah salah satu alasan kenapa manusia diciptakan. Dengan begitu, maka manusia akan sampai kepada kesempurnaannya.
Ketiga, tujuan lain dari penciptaan manusia adalah agar ia menyembah Allah. Hal ini diabadikan di dalam salah satu firmannya, “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Az-Zariyat: 56)
Keempat, terakhir, di di dalam sebagagian ayat al-Quran, tujuan dari penciptaan manusia adalah agar ia meraih rahmat Allah, seperti yang termaktub di ayat berikut.
“Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka.” (QS. Hid:118-119).
Melalui empat poin yang penulis beberkan di atas, kita jadi tahu tentang tujuan penciptaan manusia. Berbekal empat poin itu pula manusia dapat menjadi pribadi yang sempurna di hadapan-Nya.