Allamah Mohammad Reza Mozaffar dan Syekh Makarem Syirazi Menyanggah Tahrif al-Quran

Muslimmenjawab.com – Melanjutkan seri-seri sebelumnya yang mengupas tentang tahrif dan distorsi al-Quran, pada tulisan kali ini akan dipaparkan pendapat dua tokoh besar Syiah lainnnya yang membantah adanya tahrif dalam al-Quran.

Disebutkannya penjelasan kedua tokoh ini, sebagaimana tokoh-tokoh lainnya (pada seri sebelumnya) dalam rangka menepis tuduhan tidak berdasar yang dialamatkan kepada mazhab syiah seputar tahrif al-Quran.

Read More

Tokoh pertama adalah Mohammad Reza Mozaffar (1322-1383) dikenal dengan sebutan Allamah Mudzaffar. Ia merupakan ilmuan dan penulis Syiah pada abad ke 14 Hijriah. Kitab-kitabnya dalam bidang Ushul Fiqih dan Mantiq menjadi kitab pelajaran Hauzah-hauzah ilmiah.

Di dalam kitab Aqaid al-Imamiah beliau membantah terjadinya distorsi terhadap al-Quran. Dalam hal ini ia menulis: “kami meyakini bahwa al-Quran merupakan wahyu ilahi yang diturunkan oleh Allah SWT atas lisan NabiNya. Di dalamnya terdapat penjelasan segala sesuatu….. tidak mengalami perubahan, pergantian dan tahrif. Dan apa yang ada di hadapan kita ini, dimana kita selalu membcanya,  merupakan al-Quran yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAWW.”[1]

Tokoh ke dua adalah Syaikh Makarim Syirazi yang merupakan salah seorang dari 7 marja taqlid Syiah yang diperkenalkan pada tahun 1373 HS (26 tahun lalu), guru besar fiqih dan ushul di hauzah ilmiah Qom serta pengarang sekitar seratusan judul buku.

Beliau juga membantah adanya tahrif al-Quran dalam kitabnya yang berjudul al-Kasykul al-Aqaidi 180 Sualan wa Jawaban: “yang masyhur diantara banyak kalangan ulama kaum muslimin baik Syiah maupun Sunniadalah bahwa al-Quran tidak mengalami distorsi sama sekali. Dan apa yang ada di tengah-tengah kita ini sama persis dengan al-Quran yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAWW. Tidak ada penambahan atau pengurangan walaupun hanya satu kata atau lebih sedikit berupa satu huruf.”[2]

Sanggahan di atas telah menambah daftar sanggahan yang telah disebutkan oleh para ulama dan tokoh Syiah dalam menepis isu tahrif al-Quran. Hal ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk tidak serampangan dalam memponis mazhab ini sebgai pemilik aqidah tahrif. Karena ternyata mayoritas ulama Syiah meyakini keautentikan al-Quran.


[1] Mudzaffar, Muhammad Ridha, Aqaid al-Imamiah, hal: 59

[2] Makarim Syirazi, Nashir, hal: 232, cet: Dar al-Mahajah al-Baidha.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 comment