MUSLIMMENJAWAB.COM – Di antara wilayah lainnya yang menjadi sasaran penyerangan otoritas keluarga Saud dan Wahabi ialah wilayah Oman. Dan tentu tujuannya tidak jauh seperti penyerangan-penyerangan sebelumnya yang telah kami bahas.
Kali ini dicatat oleh penulis bahwa kerajaan Saud telah memiliki basis kekuatan di Oman dan mengutus kepercayaannya untuk memperkuat pengaruh mereka disana.
Tahun 1224 H Saud (Saud bin Abdul Aziz) mengutus Abdullah bin Mazru’ serta beberapa orang dari penduduk Najd menuju Oman, juga memerintahkan mereka untuk tinggal di istananya di al-Buraimi (wilayah) yang terkenal di Oman serta memperkuatnya. Setelah itu Saud mengutus Mutlak al-Mathiri dengan pasukan dari orang-orang Najd menuju Oman, lalu memerintahkan penduduk Oman untuk bergabung dan berperang bersamanya. Kali ini mereka menargetkan penduduk al-Batinah (salah satu wilayah di Oman), Sohar dan wilayah-wilayah sekitarnya yang mana dalam pertempuran tersebut disebutkan bahwa dari pihak lawannya telah terbunuh sebanyak 500 orang. Langkah mereka ini berhasil memberikan banyak keuntungan bagi pemerintahan Saud, baik dari sisi orang-orang yang masuk gerakan mereka maupun harta rampasan yang sebagiannya bahkan dikirim ke Diriyyah.[1]
Setahun setelahnya terjadi konflik dalam pemerintahan Saud yang menyebabkan terjadinya pertempuran lain di wilayah Oman. Kerusuhan ini dilatarbelakangi oleh kedatangan anak-anak Saud di sana serta keinginan mereka dalam melakukan invasi terhadap beberapa wilayahnya.
Tahun 1225 H, pada bulan Dzul Hijjah Saud tengah melakukan Haji di saat yang sama anak-anaknya yaitu Turki, Nasir dan Sa’ad keluar dari Diriyyah dan bergerak ke arah Oman dibarengi dengan beberapa orang dari pengiikut serta pelayan mereka. Hal ini disebabkan oleh perseteruan yang terjadi antara mereka dengan ayah mereka, mereka meminta tambahan darinya untuk hadiah dan upeti yang mereka dapatkan, namun ia menolaknya, setelah sebelumnya ia selalu memberikan mereka hadiah yang banyak. Kemudian mereka meminta ijin darinya untuk pergi menuju Oman untuk berperang, tapi ia melarang mereka. Ketika ia (Saud) melakukan haji pada tahun ini, anak-anaknya tersebut keluar dari Diriyyah. Saat mereka sampai di Oman, hal tersebut diketahui oleh para penduduk al-Batinah, kemudian mereka memutuskan untuk mendatangi rombongan anak-anak Saud tersebut dan menyergap mereka di malam hari, maka terjadilah pertempuran besar diantara mereka dan terbunuhlah beberapa orang dari kedua kubu tersebut. Setelah kejadian itu berlalu, para putra Saud mengutus pemimpin pasukannya kepada Mutlak al-Mathiri di Oman, setelah itu ia kembali pada mereka dengan membawa banyak pasukan dari orang-orang Najd, Oman maupun yang lainnya. Dan pemimpin utama mereka adalah Turki bin Saud, lalu pasukan tersebut bergerak menuju Oman dan memerangi penduduk negeri Mutrah (salah satu wilayah Oman) yang terkenal di wilayah pesisir, mengambil alihnya secara paksa, membantai para penduduknya serta menjarah harta yang banyak darinya, hal serupa juga terjadi pada tempat-tempat lain di sekitarnya.[2]
Peristiwa tersebut meskipun tidak berangkat dari keinginan Saud, atau dengan kata lain adalah buah dari inisiatif anak-anaknya yang membangkang, namun hasilnya yang terjadi tidak jauh seperti yang telah dikerjakan oleh ayah mereka, yakni pembantaian dan penjarahan.
[1] Ibnu Biysr, Utsman bin Abdullah, Unwan al-Majd fi Tarikh Najd, jil: 1, hal: 306, cet: Darah al-Malik Abdul Aziz, Riyad, ke empat, 1402 H/ 1982 M.
[2] Ibid, hal: 317.