Sahabat Nabi yang Terlibat di Dalam Pembantaian Imam Husain (Bag. 2)

MUSLIMMENJAWAB.COM – Sebelumnya, kami sempat menyinggung para sahabat nabi yang telah berperan dalam pembunuhan Imam Husain. Kali ini, penulis mencoba menghadirkan pembahasan yang sama, namun yang membedakan ialah nama sahabat. Kalau sebelumnya, kita telah menyinggung dua sahabat nabi, yang bernama Abdullah bin Hasoni Al-Azdi dan Hajjar bin Abjar Al-‘Ijli, sekarang sahabat nabi yang menjadi sorotan kita adalah Azrah bin Qais Ahamshi.

Menurut Abul Hasan Al-Astqalani, Azrah bin Qais adalah sahabat nabi generasi utama. [1]  Sebagai informasi, sahabat nabi yang satu ini, disinyalir juga sebagai salah satu tokoh yang mengirimkan surat kepada Imam Husain, namun pada akhirnya ia mengkhianati cucunda nabi itu. Tak perlu panjang lebar, mari kita ulik, apa peran sahabat nabi ini di balik kesyahidan Imam Husain as.

Read More

Menurut penurutan Ahmad bin  Yahya bin Jabir bin Dawud bin Al-Baladzuri, penulis kitab Jumalul Ansabil Asrhaf  di dalam bab Maktal Husain bin Ali, bahwa Azrah bin Qais memiliki peran mengantarkan kepala-kepala Syuhada Karbala yang telah terpisah dari jasadnya ke Istana Ibnu Ziyad bersama orang-orang yang membunuh Imam Husain.

Di dalam kitab tersbut, ia menulis demikian.

واحتزت رؤوس القتلى فحمل إلى ابن زياد اثنان وسبعون رأساً مع شمر بن  ذي الجوشن و قيس بن الأشعث و عمرو بن الحجاح وعزرة بن قيس الأحمسي من بجيلة، فقدموا بالرؤوس على ابن زياد

“Kepala-kepala (dari hasil pembunuhan) itu telah terpotong (dari jasad manusia). Lalu, dibawanya sebanyak tujuh puluh dua kepala itu ke (istana) Ibnu Yizad oleh Syimir bin Dziljausyan, Qais bin Asyast, Umar bin Hujaj-Zaidi dan Azrah bin Qais Ahamshi dari kabilah Bajilah, yang kemudian meraka suguhkan kepala-kepala itu kepad Ibnu Ziyad.” [2]

Lagi-lagi, kita telah diperlihatkan sebuah fakta yang mematahkan, bahwa tak semua sahabat nabi adalah adil dan baik. Azrah bin Qais Ahamshi boleh dibilang sebagai salah satu contoh para sahabat yang menentang dan berkhianat dengan ajaran nabi dan keluarganya, bahkan, ironisnya, ia rela bergabung di kubu Muawiyah yang jelas-jelas memiliki peran yang cukup besar di dalam kesyahidan Imam Husain dan para pengikut setianya.


[1] Al-Ishabah fi Tamziizi As-Shahabah, Abul Hasan Al-Asqalani, jil. 5, hal. 125. Penerbit: Darul Jabal Beirut-Lebanon.

[2] Jumalul Ansabil Asrhaf, Ahmad bin  Yahya bin Jabir bin Dawud bin Al-Baladzuri, jil. 3, hal. 412, penerbit: Darul Fikr-Lebanon

Related posts

Leave a Reply