MUSLIMMENJAWAB.COM – Peristiwa pembantaian yang terjadi pada cucu nabi Muhammad saw, imam Husein as di padang Karbala menyita perhatian yang besar sepanjang sejarah. Tragedi tersebut senantiasa diperingati dari waktu ke waktu oleh kaum muslimin khususnya oleh madzhab Syiah.
Tentunya dalam hal ini, kronologis dan semua aspek dalam peristiwa itu selalu dikaji dan dibahas. Salah satu topik penting yang perlu diketahui ialah pembahasan mengenai siapakah tokoh utama dibalik teror sadis tak berprikemanusiaan tersebut.
Sudah jelas dan diketahui umum, bahwa kekuasaan pada masa itu baru jatuh ke tangan Yazid bin Muawiyah yang mana latar belakang dan kepribadiannya telah kita bahas dalam seri lalu. Dengan semua syarat yang ada pada dirinya, putra Muawiyah itu tidak memiliki kelayakan sedikit pun dalam hal menjadi pemimpin kaum muslimin.
Oleh sebab itu beberapa tokoh pada waktu itu enggan berbaiat padanya dan memilih untuk tidak menganggap Yazid sebagai pemimpin, termasuk diantaranya adalah imam Husein as. Cucu nabi saw itu melihat bahwa seandainya Islam dipimpin oleh orang yang seperti Yazid, maka tidak akan ada yang tersisa.
Akibatnya, putra Muawiyah ini mengambil tindakan keji dengan mengeluarkan perintah untuk membunuh dan menghalalkan darah mereka yang enggan berbaiat padanya, khususnya imam Husein as. Seperti yang dicatat oleh Adz- Dzahabi sebagai berikut:
خرج الحسين إلي الكوفة، فكتب يزيد إلي واليه بالعراق عبيد الله بن زياد: إن حسينا صائر إلي الكوفة، وقد ابتلي به زمانك من بين الأزمان، وبلدك من بين البلدان، وأنت من بين العمال، وعندها تعتق أو تعود عبدا. فقتله ابن زياد وبعث برأسه إليه
Husein keluar menuju Kufah, kemudian Yazid menulis (surat) kepada gubernurnya di Iraq, Ubaidillah bin Ziyad: Sesungguhnya Husein sedang menuju Kufah, dan jamanmu telah dilanda dengannya (kedatangan Husein) diantara jaman-jaman yang lain, dan (begitu juga) negerimu diantara negeri-negeri yang lain, dan (begitu juga) dirimu diantara para pejabat yang lain, untuk itu (diberi pilihan) apakah kau akan (tetap) menjadi orang yang bebas atau kembali menjadi seorang budak. Kemudian Ibnu Ziyad membunuh Husein dan mengirimkan kepalanya padanya (Yazid).[1]
As-Suyuthi mencatat dalam kitabnya:
فكتب يزيد إلي واليه بالعراق، عبيد الله بن زياد بقتاله
Kemudian Yazid menulis (surat) kepada gubernurnya di Iraq, Ubaidillah bin Ziyad untuk memeranginya (Husein).[2]
Ibnul Atsir mencatat pernyataan Ibnu Ziyad:
أما قتلي الحسين، فإنه أشار علي يزيد بقتله أو قتلي، فاخترت قتله
Adapun aku membunuh Husein, maka hal itu telah dijelaskan oleh Yazid kepadaku untuk membunuhnya (Husein) atau membunuhku, maka aku memilih untuk membunuhnya (Husein).[3]
Sementara itu Al-Yaqubi mencatat surat Yazid kepada Walid bin Utbah di Madinah:
إذا أتاك كتابي، فاحضر الحسين بن علي، وعبد الله بن الزبير، فخذهما بالبيعة، فإن امتنعا فاضرب أعناقهما، وابعث إليّ برأسيهما، وخذ الناس بالبيعة، فمن امتنع فانفذ فيه الحكم وفي الحسين بن علي وعبد الله بن الزبير والسلام
Jika sampai padamu tulisanku, maka hadirkanlah Husein bin Ali dan Abdullah bin Zubair, kemudian ambillah baiat dari keduanya. Jika mereka berdua menolak, maka tebas leher keduanya dan kirimkan padaku kepala mereka berdua kemudian ambillah baiat dari masyarakat, maka barangsiapa menolak berbaiat maka terapkanlah padanya hukum seperti yang berlaku pada Husein bin Ali dan Abdullah bin Zubair. Wassalam.[4]
Kemudian ia juga mencatat surat Yazid kepada Ubaidillah bin Ziyad ketika imam Husein as bergerak menuju Iraq:
قد بلغني أن أهل الكوفة قد كتبوا إلي الحسين في القدوم عليهم، وأنه قد خرج من مكة متوجهاً نحوهم، وقد بلي به بلدك من بين البلدان، وأيامك من بين الأيام، فإن قتلته، وإلا رجعت إلي نسبك وأبيك عبيد، فاحذر أن يفوت
Telah sampai padaku, bahwa penduduk Kufah telah menulis (surat) kepada Husein untuk datang pada mereka, dan bahwasannya ia telah keluar dari Mekah menuju mereka, dan sungguh telah dilanda dengannya (kedatangan Husein) negerimu diantara negeri-negeri yang lain dan hari-harimu diantara hari-hari yang lain, jika kau membunuhnya (maka tidak apa-apa), jika tidak, maka kau akan kembali pada nasabmu dan ayahmu seorang budak. Maka berhati-hatilah, jangan sampai (kesempatan ini) hilang.[5]
Dari beberapa catatan sejarah di atas, terlihat sekali bahwa Yazid bin Muawiyah adalah sosok yang haus darah dan tega melakukan apa pun bagi mereka yang menolak berbaiat padanya, tanpa kecuali meskipun itu adalah terhadap cucu nabi Muhammad saw yang amat dicintai dan banyak memiliki keutamaan.
Perintah pembunuhan imam Husein as sendiri telah dikeluarkan oleh putra Muawiyah itu jauh hari saat beliau masih berada di Madinah. Artinya jauh sebelum bulan Dzul Hijjah dan Muharram. Oleh sebab itu sedari awal keberangkatan hingga akhirnya sampai di padang Karbala, semuanya terjadi atas upaya Yazid bin Muawiyah yang ingin membunuh imam Husein as, di samping kebenciannya terhadap keluarga imam Ali bin Abi Thalib as.
[1] Tarikhul Islam, jil: 5, hal: 10, Darul Kitabul Arabi.
[2] Tarikh Khulafa, hal: 215.
[3] Al-Kamil Fit Tarikh, jil: 4, hal: 140.
[4] Tarikh Al-Yaqubi, jil: 2, hal: 241.
[5] Tarikh Al-Yaqubi, jil:2, hal: 242.