MUSLIMMENJAWAB.COM – Pada beberapa seri sebelumnya telah banyak dibahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan Ramadhan. Pada seri ini dan beberapa seri ke depan akan dikaji seputar malam Lailatul Qadr yang tentu saja masih berhubungan erat dengan tema Ramadhan.
Falsafah penamaan malam agung ini dengan Lailatul Qadr merupakan topik pembahasan tulisan kali ini.
Sebagaimana diketahui bahwa malam ini merupakan malam yang agung di mana al-Quran sebagai kitab suci ummat islam diturunkan pada malam ini. (sesungguhnya kami menurun kannya (al-Quran) pada malam Qadar; al-Qadr/ 1)
Namun yang perlu untuk dikaji lebih lanjut adalah pengertian dari Qadr dan falsafah di balik penamaan malam agung ini dengan nama tersebut; malam di mana kitab suci al-Quran yang begitu agung ditetapkan untuk turun pada malam tersebut.
Allamah Thabathabai di dalam tafsirnya al-Mizan dalam menjelaskan hal tersebut, mengatakan:
“Sungguh Allah SWT telah menamakannya dengan Lailatul Qadr. Secara zahir maksud dari Qadr adalah takdir (penetapan). Ia adalah malam penetapan; di mana Allah SWT di dalamnya menetapkan semua kejadian setahun; mulai dari malam tersebut sampai malam yang sama pada tahun berikutnya. Berupa hidup dan mati, rezki, kebahagiaan, kesengsaraan serta hal-hal lainnya. Sebagaimana perkataanNya dalam mensifati malam tersebut pada surat al-Dukhan menunjukkan akan hal itu: (Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah. Penurunan Al-Qur’an itu) sebagai perintah dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah pengutus (Muhammad) sebagai rahmat dari Tuhan-mu. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui)[1] Dan penjelasan segala urusan yang penuh hikmah, tidak lain merupakan hukum-hukum berbagai kejadian dengan segala karakternya melalui suatu penetapan (taqdir).[2]”
Senada dengan apa yang disampaikan oleh Allamah Thabathabai, Syaikh makarim Syirazi di dalam tafsirnya juga menyampaikan hal serupa dalam menjelaskan Falsafah penamaan malam ini dengan Qadr:
“karena ia merupakan malam di mana semua takdir para hamba ditetapkan dalam rentang waktu setahun penuh. Hal itu, sebagaimana dikonfirmasi oleh firman Allah SWT: (sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah pemberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah)[3]
Ayat agung ini sejalan dengan berbagai riwayat yang mengatakan: pada malam ini ditentukan segala takdir manusia untuk satu tahun penuh, seperti itu juga rezki dan akhir umur mereka, dan hal-hal yang lain juga dijelaskan dan ditetapkan pada malam itu.[4]
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa malam turunnya alquran dinamakan dengan “Qadr” yang memiliki arti ketetapan, karena pada malam itu merupakan penetapan segala urusan para hamba dan hal-hal lainnya.
[1] Al-Dukhan/ 4-6
[2] Thabathabai Muhammad Huasin, al-Mizan Fi Tafsir al-Quran, jil: 20, hal: 321, cet: Muassasah al-Alami Lilmathbuat, Beirut.
[3] Al-Dukhan/ 3-4.
[4] Marim Syirazi, Nashir, Tafsir al-Amtsal, jil: 30, hal: 351, cet: Muassasah al-Alami Lilmathbuat, Beirut.