Syekh Muhammad Amin dan Sahabat Nabi yang Men-tahrif Al-Quran

MUSLIMMENJAWAB.COM – Tak kita mungkiri, isu tahrif al-Quran adalah salah satu senjata sebagian kaum Muslim untuk melancarkan serangannya kepada kelompok Syiah. Dalam hal ini, mereka menuduh bahwa al-Quran orang Syiah berbeda dengan yang mereka yakini.

Meski begitu, ulama-ulama Syiah sendiri sudah membuktikan dan melawan serangan itu dengan dalil-dalil yang otentik, bahkan dalil-dalil itu mereka adobsi dari kitab-kitab dari pihak penuduh. Salah satu dalil itu bisa kita baca di dalam serangkaian tulisan ini.

Menyaksikan hal ini, mungkin bikin pembaca mengernyitkan dahi. Bagaimana tidak, di satu sisi kelompok Muslim itu menuduh orang Syiah bahwa al-Quran mereka berbeda dan telah terjadi tahrif di dalamnya, namun di sisi lain tak sedikit ulama mereka sendiri yang mengakui adanya tahrif al-Quran.

Misalnya, dalam hal ini, Syekh Muhammad al-Amin al-Harari, yang mengakui adanya tahrif al-Quran, yang pernah dilakukan oleh Ubai bin Ka’ab. Pengakuan itu tertulis di dalam kitabnya yang berjudul Tafsiru Hadaiqi Ruh wa Raihan.

Menurut beberapa sumber, Syekh Muhammad Amin adalah ulama kesohor Sunni. Ia lahir di Etiopia dan hijrah ke Saudi Arabia. Dalam kipranya mengarungi dunia keislaman, ia telah menelurkan banyak karya, mulai dari tema gramatika bahasa Arab, balaghah (baca: kebahasaan), fikih, ilmu hadis dan sebagainya.

Tak heran bila ia menelurkan banyak karya, sebab ia memiliki guru-guru hebat yang menjadikannya sedemikian alim. Salah satu gurunya adalah Syeikh Al-Mufassir Ibrahim ibn Yasin Al-Majiti dan beberapa guru lainnya. Itulah sedikit profil Syekh Muhammad Amin.

Sebelum membahas redaksi tulisan yang digurat oleh Syekh Muhammad al-Amin tentang tahrif al-Quran,  yang dilakukan oleh Ubai bin Ka’ab, kurang afdal rasanya bila kita juga tak berkenalan terlebih dahulu dengan sosoknya (Ubai bin Ka’ab).

Ubai bin Ka’ab adalah salah satu sahabat Nabi Saw. Di dalam lembaran sejarah, ia tercatat sebagai pribadi yang menjadi penulis wahyu. Ia juga digadang-gadang sebagai sepesialis di dalam qiraah al-Quran, pengumpul al-Quran, tafsir dan pengajaran ilmu al-Quran serta di dalam ilmu fikih.

Info lain tentangnya yang perlu kita ketahui adalah, ia merupakan satu di antara tujuh puluh orang dari kalangan Anshar yang yang berbaiat kepada Nabi Muhammad Saw., yang kemudia peristiwa itu dikenal dengan baiat Uqabah kedua.  Ia selalu membersamai nabi di dalam tiga perang: perang Badar, Uhud dan Khandak.

Tak perlu berlama-lama, kira-kira apa yang dikatakan sahabat nabi itu, sampai-sampai ia dianggap sebagai pribadi yang men-tafrif al-Quran? Selengkapnya kita bisa baca di redaksi berikut.

Muhammad al-Amin al-Harari menulis di dalam kitabnya,

وقال مجاهد: جمیع سور القرآن: مئة وثلاث عشرة سورة، وإنما قال ذلک؛ لأنه کان یعد الأنفال والتوبة سورة واحدة، وقال أبی بن کعب – رضی الله عنه -: جمیع سور القرآن: مئة وست عشرة سورة، وإنما قال ذلک؛ لأنه کان یعد القنوت سورتین إحداهما من قوله: اللهم إنا نستعینک إلى قوله: من یفجرک، والثانیة من قوله: اللهم إیاک نعبد إلى قوله: ملحق.[1]

“Mujahid berkata,’Keseluruhan surah al-Quran ada seratus tiga belas surah. Karenanya, ia telah mengkatagorikan surah al-Anfal dan surah at-Taubah sebagai satu surah. Dan Ubai bin Ka’ab berkata, ‘Keseluruhan surah yang ada di dalam al-Quran ada seratus enam belas surah. Karenanya, ia berkata, ‘Doa Qunut dimasukkan menjadi dua surah. (yang pertama: اللهم إنا نستعینک إلى قوله: من یفجرک )  (Yang kedua: اللهم إیاک نعبد إلى قوله: ملحق).”

Sebagai penutup, ada dua hal yang menjadi perhatian kita di dalam tulisan ini. Pertama, tentang Syekh Muhammad Amin, ulama Sunni yang mengakui Ubai bin Ka’ab yang telah men-tahrif al-Quran. Kedua, tentang Ubai bin Ka’ab itu sendiri sebagai pelaku tahrif al-Quran. Dengan menyaksikan dua poin itu, tentu ada kesimpulan yang terlintas di dalam benak pembaca. Mari kita renungkan.

.


[1] Tafsiru Hadaiqur Ruh war Roihan fi Rawabi Ulumil Quran, Syekh Muhammad Amiin, hal. 489. Penerbit: Daru Thuqi An-Najah

.


Related posts

Leave a Reply