MUSLIM MENJAWAB – Pada pembahasan sebelumnya, telah diutarakan makna ‘maula’ dalam hadis Ghadir Khum. Dan ‘maula’ dalam hadis tersebut bermakna ‘aula’ (lebih utama).
Pada seri kali ini, kita akan membuktikan kembali bahwa kata ‘maula’ dalam hadis Ghadir Khum bermakna ‘aula’ (lebih utama).
Argumentasi akan hal tersebut berupa sabda Nabi Saw dalam hadis Ghadir Khum yang terlebih dahulu mengucapkan kata ‘aula’ kemudian di sambung dengan kata ‘maula’.
Salah satu konteks yang ada dalam hadis Ghadir Khum ialah dimana Nabi Saw bertanya dan meminta kesaksian dari kaum muslimin bahwa dirinya lebih utama (aula) dari diri-diri mereka sendiri, dan setelah itu Nabi mengucapkan kata ‘maula’ yang didedikasikan untuk Imam Ali bin Abi Thalib. Seperti yang di catat oleh Imam Ahmad dalam musnadnya.
…maka Nabi Saw berkata: Tidakkah kalian mengetahui – Tidakkah kalian bersaksi – bahwa Aku lebih utama terhadap setiap mukmin daripada diri mereka sendiri? Mereka menjawab: Ya. Lalu Nabi Saw berkata: Seiapa yang menjadikan aku ‘maula’nya maka sesungguhnya Ali adalah ‘maula’nya…
Riwayat di atas menunjukkan bahwa kata ‘maula’ dalam hadis tersebut bermakna ‘aula’, karena Nabi terlebih dahulu bertanya atau meminta kesaksian pada kaum muslimin dengan menyebut ‘aula’ lalu disambung dengan menyebut kata ‘maula’ untuk Imam Ali as.
Lalu, dalam hal apa Nabi Saw dan Imam Ali as lebih utama dari setiap kaum mukmin?
Dalam Surat Al-Ahzab ayat 6 Allah swt berfirman: النَّبِيُّ أَوْلى بِالْمُؤْمِنينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ
Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin daripada diri-diri mereka sendiri.
Ayat di atas selaras dengan Hadis Ghadir Khum sekaligus menegaskan apa yang tercatat dalam hadis tersebut, karena Nabi Saw juga menggunakan kata ‘aula’ di permulaannya.
Dan untuk mengetahui maksud dari kata aula tersebut, kita akan merujuk pada tafsir ayat tersebut. Salah satu Ulama tersohor Az-Zamakhsyari dalam tafsirnya Al-Kasyaf menerangkan bahwa Nabi Saw lebih utama bagi kaum mukminin dari pada diri-diri mereka sendiri dalam setiap segala hal dari seluruh urusan agama dan dunia.
Dengan demikian bisa kita simpulkan bahwa Imam Ali as juga lebih utama bagi kaum mukminin daripada diri-diri mereka sendiri dalam setiap segala hal dari seluruh urusan agama dan urusan dunia. Hal tersebut selaras dengan arti kepemimpinan yang mampu menaungi segala urusan agama maupun urusan dunia sebagaimana Nabi Saw.