MUSLIM MENJAWAB – Salah satu masalah yang dianggap sebagai kesesatan Mazhab Syi’ah ialah perihal taqiyyah. Sebagian kaum muslimin menuduh bahwa orang-orang Syi’ah adalah kaum munafik karena Mazhab Syi’ah meyakini dan melakukan taqiyyah. Mereka menganggap bahwa taqiyyah sama dengan sifat Nifak. Padahal Taqiyyah sangat berbeda jauh dengan sifat Nifak. Pengertian taqiyyah dan perbedaannya dengan nifak telah dibahas sebelumnya secara gamblang di website ini.
Kali ini kami akan paparkan riwayat-riwayat Ahlussunnah yang berkaitan dengan perihal taqiyyah. Harus diketahui bahwa taqiyyah dilakukan karena adanya ancaman atau selainnya yang membahayakan dirinya, hartanya, ataupun keluarganya. Sehingga ia terpaksa menyembunyikan kebenaran dan keyakinannya. Sebagaimana kisah Ammar bin Yasir yang terpaksa menyatakan kekafirannya secara lisan, dan menyembunyikan keimanannya dalam hati. Dalam hal ini, disebutkan di Kitab Sunan Ibnu Majah, Rasulullah Saw berkata bahwa Allah swt mengampuni kesalahan dan kekhilafan umatku dan sesuatu yang terpaksa mereka lakukan.[1]
Disebutkan juga dalam sebuah riwayat bahwa seseorang yang tidak bertaqiyyah tidak memiliki iman dan agama. Dari Ibnu Abi Syaibah (Guru Imam Bukhari) dalam kitab Al-Mushanif menukil perkataan dari Ibnul Hanafiyah yang berkata: Aku mendengar ia berkata: tidak beriman bagi yang tidak bertaqiyyah.[2]
Jalaluddin As-Suyuthi dalam Kitab Jamiul Ahadis menulis bahwa Nabi Saw berkata: Tidak beragama bagi yang tidak bertaqiyyah.[3]
Ad-Dailami Al-Hamedani juga menukil dari Ali: Tidak beragama bagi yang tidak bertaqiyyah.[4]
(YS/MM)
[1] Sunan Ibnu Majah Juz 1 Hal. 659 Hadis ke 2043, 2044, 2045 Cet. Darul Fikr Beirut
[2] Al-Kitab Al-Mushanif fil Ahadis wal Atsar Juz 6 Hal. 474 Hadis ke 33045 Cet. Maktabah Ar-Rusyd Riyadh
[3] Jamiul Ahadis Juz 16 Hal. 390 Hadis ke 17081 Cet. Darul Fikr
[4] Al-Firdaus Bima’tsuril Khitab Juz 5 Hal. 186 Hadis ke 7909 Cet. Darul Kutub Al-Ilmiyah Beirut