MUSLIMMENJAWAB.COM – Salah satu perbedaan yang mencolok di antara mazhab Sunni dan Syiah dalam menyikapi al-Mahdi adalah, bahwa Sunni meyakini Al-Mahdi belum lahir, sementara Syiah meyakini akan kelahirannya, hanya saja masih dalam masa ghaib (persembunyian).
Meski tak kita mungkiri, sebagian literatur Sunni juga mengkonfirmasi akan kelahiran Imam Mahdi, dan diyakini oleh sebagian mereka. Di dalam tulisan sebelumnya, kami telah membktikan kelahiran Al-Mahdi dengan ragam bukti, baik melalui riwayat Sunni maupun Syiah.
Kali ini, kami akan membuktikan keberadaan Al-Mahdi melalui hadis tsaqalain sambil berbekal dari pendapat ulama. Seperti yang kita tahu, hadis tsaqalain adalah hadis yang telah disepakati oleh dua mazhab besar, baik Sunni maupun Syiah, hanya saja ada beberapa kelompok yang mendistorsinya.
Di dalam kita Sahih Muslim, karya Muslim bin Hujjah, Rasulullah Saw. bersabda, “Aku tinggalkan dua pusaka di antara kalian, yang pertama adalah kitabullah (Al-Quran), yang di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya. Berpegang teguhlah pada Al-Quran, dan jangan kalian tinggalkan,,. Dan Ahlulbait-ku (keluargaku). Ingatlah keluargaku bersamaan dengan mengingat Allah Swt….”[1]
Kalau kita perhatikan dua pusaka yang Nabi Saw. tinggalkan adalah Al-Quran dan Ahlulbait-nya. Seperti yang kita tahu, Ahlulbait di sini adalah dua belas imam di dalam keyakinan Syiah. Dan di dalam tulisan-tulisan sebelumnya, kami telah tetapkan bahwa Al-Mahdi adalah bagian dari dua belas imam tersebut.
Maka, melalui hadis tsaqalain tersebut, secara tidak langsung menetapkan Al-Mahdi sebagai imam kedua belas. Hal tersebut juga dipertegas oleh Ibnu Hajar di dalam kitabnya yang berjudul As-Shawaiqul Muhriqah, yang redaksi terjemahannya bisa kita baca di bawah ini.
Ibnu Hajar berkata, “Di dalam hadis-hadis yang di dalamnya terdapat sebuah anjuran untuk berpegang teguh pada Ahlulbait Nabi, mengisyaratkan akan adanya kesinambungan dari mereka untuk berpegang teguh pada mereka hingga hari kiamat, sebagaimana di dalam al-Quran, mereka adalah pelindung di muka bumi ini, sebagaimana telah datang kabar (hadis) di dalam riwayat: di setiap kaumku terdapat kelompok yang adil dari keluargaku.”[2]
Dengan membaca pendapat Ibn Hajar terkait Ahlulbait nabi, ada sebuah tanda bahwa muka bumi ini tidak akan pernah kosong dari seorang pemimpin dari keturunan Nabi Saw, termasuk Al-Mahdi yang merupakan imam terakhir, atau yang kedua belas.
[1] Shahih Muslim, Al-Imam Abil Husain Muslim bin Hujaj, jil 4, hal 1873, Penerbit: Mu’astatsah Ar-Risalah, cetakan pertama. 1421 H/2001 M
[2] As-Sawaiqul Muhriqah, Ibnu Hajar Haitsami, jil 2, hal 442.