MUSLIMMENJAWAB.COM – Masih seputar pembahasan sosok Ahmad Hasan Bashri; penggagas aliran al-Yamani, yang mengkalim dirinya sebgai pengganti Imam Mahdi, penerima wasiat serta Mahdi pertama dari 12 Mahdiyyin, tulisan kali ini akan mengajukan dalil lain yang dipaparkan oleh kelompok ini sebagai landasan klaim kebenaran sosok penggagasnya.
Di dalam kitab Haqqul Mubin yang merupakan karya sekte al-Yamani disebutkan satu riwayat dari imam Ali As:
“Dari Abu Ja’far, Muhammad bin Ali al-Baqir, dari ayahnya, dari kakeknya, ia berkata: Berkata Amirul Mukminin (Ali bin Abi Thalib) sedangkan ia berada di atas mimbar: Akan datang seorang laki-laki dari keturunanku di akhir zaman ……..
….. Ia memiliki dua nama. Nama yang tersembunyi dan nama yang dikenal dan nampak jelas. Adapun nama yang tersembunyi adalah Ahmad, sedangkan yang dikenal adalah Muhammad.[1]”
Sekte al-Yamani berkeyakinan bahwa maksud dari kata nama (ism) dalam hadits di atas adalah pribadi atau sosok, (pribadi yang tersembunyi Ahmad dan yang nampak adalah Muhammad) dan bukan dimaknai sebagai makna hakiki berupa “nama”.
“Jika yang dimaksud adalah nama, maka sungguh ia (imam Ali As) telah menyebutkannya di dalam riwayat tersebut dan di tempat yang sama, dengan perkataannya (maka ia Ahmad). Oleh karena itu yang dimaksud tidak lain kecuali tersembunyinya (gaibnya) sosok imam Mahdi bagi umat dengan tujuan menguji mereka. Dan ini sesuai dengan apa yang terdapat di dalam puluhan riwayat. Dan para pengikut al-Yamani telah banyak menulis tentang itu silakan dirujuk.[2]”
Oleh karena itu mereka mengklaim bahwa di dalam riwayat tersebut, tersirat dua nama pribadi atau sosok; Ahmad sebagai sosok yang tidak dikenal yang kemudian diakui sebagai Ahmad Hasan Bashri pemimpin sekte al-Yamani dan Muhammad sebagai sosok yang terkenal, berupa Imam Mahdi.
Anehnya, sifat-sifat yang disebutkan di awal riwayat merupakan karakter-karakter serta sifat-sifat yang dimilik oleh Imam Mahdi As dan bahwa imam Ali pada dasarnya sedang dalam posisi memaparkan ciri-ciri fisik Imam Mahdi As, tapi kemudian oleh pengikut al-Yamani, tanpa alasan yang dapat diterima, kelanjutan hadits tersebut dianggap merujuk pada dua orang yang berbeda.
Padahal dari awal sampai akhir dari riwayat tersebut memuat perkataan Imam Ali As berhubungan dengan karakteristik Imam Mahdi dan dua nama beliau, yang satunya tersembunyi atau tidak terkenal sedangkan yang lainnya terkenal serta tampak nyata.
Kesalahan kelompok ini dalam penggunaan riwayat tersebut sebagai dalil untuk membuktikan klaim Ahmad Hasan Bashri, tidak dapat disembunyikan dari siapapun. Dan kesalahan argumen mereka bersumber dari kelemahan dalam pemahaman teks atau terlahir dari unsur kesengajaan berupa pemaksaan argumentasi.
[1] Al-Dirawi, Abdul Razzaq, Da’wat al-Sayyid Ahmad al-Hasan Hia al-Haqqul al-Mubin, hal 145-146, cet: pertama, 2012 M/ 1433 H
[2] Al-Dirawi, Abdul Razzaq, Da’wat al-Sayyid Ahmad al-Hasan Hia al-Haqqul al-Mubin, hal 147, cet: pertama, 2012 M/ 1433 H