Wahabi Peringati Perayaan Pekan Muhammad bin Abdul Wahhab dan Seratus Tahun Kerajaan Arab Saudi

MUSLIM MENJAWAB – Seperti yang pernah kita paparkan sebelumnya, bahwa kelompok Wahabi menghukumi perkumpulan perayaan maulid Nabi Saw ataupun perayaan ulang tahun lainnya sebagai perkara bid’ah, dan orang-orang yang melakukannya dianggap pelaku bid’ah dan tersesat.

Mereka berdalil bahwa perkara tersebut tidak pernah dilakukan oleh Nabi Saw, para Sahabatnya, para Tabiin ataupun para ulama salaf.

Dalam menanggapi hal tersebut, sebenarnya kita telah menulis berbagai macam pembahasan seputar maulid Nabi Saw di Website ini. Dimulai dengan pembahasan bid’ah, dalil, ataupun pandangan para ulama sekaitan dengan maulid Nabi Saw. Terdapat beberapa pendapat sekaitan dengan Maulid Nabi Saw. Ada yang menyebut bid’ah dan sesat seperti yang diyakini oleh kelompok Wahabi, ada yang berpendapat hal tersebut adalah bid’ah hasanah, dan ada juga yang menyebut bahwa maulid Nabi Saw adalah perkara Sunnah. Untuk itu para pembaca yang Budiman bisa merujuk kembali dalam pembahasan seputar maulid Nabi Saw di Website ini.

Sebagai tambahan dalam menanggapi fatwa bid’ah yang dilontarkan oleh kelompok Wahabi terkait maulid Nabi Saw atau maulid yang lainnya, ternyata kita dapati bahwa mereka tidak konsisten dalam memegang teguh fatwa ulama mereka. Kita tahu mereka melarang keras orang-orang untuk berkumpul merayakan maulid Nabi Saw atau maulid yang lainnya, namun kita temukan dalam referensi mereka, ternyata mereka melakukan perkumpulan dalam memperingati pekan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, juga berkumpul merayakan satu abad berdirinya Kerajaan Arab Saudi.

Hal ini bisa kita lihat dalam kitab Majmu’ Fatawa wa Maqolat Mutanawi’ah milik Syaikh Bin Baz. Dalam kitab tersebut tertulis kata sambutan yang cukup panjang dalam peringatan pekan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.

Segala puji milik Allah Tuhan Semesta Alam, Salawat dan salam tercurah atas paling mulianya Nabi dan Rasul, nabi kita Muhammad, juga atas keluarganya dan sahabatnya semuanya.

Wahai saudara-saudara yang mulia, Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Sesungguhnya paling agungnya nikmat yang Allah karuniakan pada kita ialah nikmat Islam yang tidak ada tandingannya dengan nikmat yang lain. Dan Allah telah memuliakan kita kaum muslimin dengan agama ini, dan telah menjadikan kita sebaik-baiknya umat diantara umat manusia dan telah menyempurnakan agama kita yang telah Ia ridhoi untuk kita. Allah Berfirman: “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu..”[1]…

Wahai saudara-saudara yang mulia, sesungguhnya berkumpul untuk mempelajari mazhab Salaf As-Saleh termasuk dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, dan memperkenalkan orang-orang pada (dakwah)nya, juga menganjurkan mereka berpegang teguh pada apa yang dilakukan oleh Rasulullah Saw, para sahabatnya yang mulia dan Salaf umat ini adalah perkara wajib dan termasuk paling agungnya kedekatan pada Allah….

Dan saya yakin perkumpulan ini memiliki pengaruh yang besar nan baik insya Allah di dunia Islam seluruhnya, sehingga mereka bersatu atas Kitabullah dan sunnah RasulNya juga menjauh dari bid’ah-bid’ah agama…[2]

Potongan kata sambutan di atas menunjukkan bahwa mereka (Wahabi) mengadakan perkumpulan dalam rangka peringatan milad Muhammad bin Abdul Wahhab selama sepekan, yang mana di isi dengan pujian terhadap dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.

Kita dapati pula dalam kitab Tarikh Makkah yang disusun oleh Ahmad As-Siba’i, mereka (Wahabi) mengadakan perkumpulan atau peringatan seratus tahun berdirinya kerajaan Arab Saudi. Kitab ini dicetak dalam rangka perayaan tersebut. Dalam mukaddimah buku tersebut tertulis perihal munculnya gagasan peringatan seratus tahun masuknya Raja Abdul Aziz -selaku pendiri kerajaan Arab Saudi ke kota Riyadh- sebagai penghargaan atas perjuangannya dalam mendirikan Kerajaan Arab Saudi.

Gagasan perayaan peringatan seratus tahun masuknya raja Abdul Aziz ke kota Riyad dan mendirikan Kerajaan Arab Saudi, muncul sebagai penegasan kesinambungan metode yang benar yang telah dijalani oleh Kerajaan Arab Saudi, dan prinsip-prinsip luhur yang mendasarinya, juga sebagai penghargaan atas sebagian usaha penuh berkah yang dilakukan oleh pendirinya Raja Abdul Aziz dalam jalan menyatukan kerajaan, dan pemenuhan haknya serta catatan pencapaianya yang menonjol terwujud di masanya dan masa putra-putranya selama seratus tahun, juga memperkenalkannya kepada generasi yang akan datang.[3]

Jadi, selain merayakan peringatan pekan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, mereka (Wahabi) juga tercatat pernah merayakan peringatan seratus tahun berdirinya Kerajaan Arab Saudi yang ditandai dengan masuknya Raja Abdul Aziz ke kota Riyadh.

Hal yang mengherankan ialah ketika mereka (Wahabi) membolehkan peringatan perayaan pekan Muhammad bin Abdul Wahhab yang berisi pujian terhadap pendiri Wahabi tersebut, namun kenapa peringatan maulid Nabi Saw yang di isi dengan salawat serta pujian terhadap Nabi Saw mereka Bid’ah dan sesatkan? Bukankah Nabi Saw orang yang paling agung dan paling Sempurna? Mereka (Wahabi) mengadakan perayaan peringatan seratus tahun Kerajaan Arab Saudi sebagai penghargaan atas Raja Saudi yang berjuang mendirikan kerajaan, namun mereka membid’ahkan perayaan yang mengingatkan kita pada perjuangan Nabi Saw dalam menegakkan agama Islam.

Wallahu A’lam

---

[1] Q.S Al-Maidah : 3

[2] Bin Baz, Abdul Aziz bin Abdullah, Majmu’ Fatawa wa Maqolat Mutanawi’ah, juz 1 Hal. 378, 382 Cet. Darul Qasim – Riyadh

[3] As-Siba’i, Ahmad bin Muhammad, Tarikh Makkah: Dirasat fi As-Siyasah wal Ilm wal Ijtima’ wal Imran, Juz 1 Hal. 5 – Riyadh