Muslim Menjawab – Sebelum membahas lebih dalam mengenai kesyi’ahan, marilah kita perkuat pengetahuan dasar kita tentang apa itu Syi’ah. Pada seri-seri sebelumnya telah dibahas makna Syi’ah secara bahasa dan beberapa secara istilah. Untuk lebih menguatkan lagi, mari kita lihat apa itu Syi’ah dalam pandangan ulama-ulama besar tempo dulu dari berbagai golongan.
Ibnu Khaldun
Memiliki nama lengkap Abu Zayd ‘Abd al-Rahman ibn Muhammad ibn Khaldun al-Hadrami adalah seorang sejarawan muslim dan tokoh penting dalam peradaban Islam dari abad ke-14. Sering disebut sebagai bapak pendiri ilmu historiografi, filsafat, sosiologi dan ekonomi. Berkenaan dengan definisi dari kata Syi’ah, Ibnu Khaldun menuliskan dalam kitabnya:
إعلم أن الشيعة لغة هم الصحب و الأتباع و يطلق في عرف الفقهاء و المتكلمين من الخلف و السلف على اتباع علي و بنيه رضي الله عنهم و مذهبهم جميعاً متفقين عليه أن الإقامة ليست من المصالح العامة التي تفوض إلى نظر الأمة و يتعين القائم بها بتعيينهم بل هي ركن الدين و قاعدة الإسلام و لا يجوز لنبي إغفاله و لا تفويضه إلى الأمة بل يجب عليه تعيين الإمام لهم و يكون معصوماً من الكبائر و الصغائر
“Ketahuilah bahwa Syi’ah secara bahasa/etimologi berarti sahabat dan pengikut. Sedangkan dalam terminologi, para pakar hukum Islam dan pakar ilmu kalam, baik klasik maupun kontemporer diartikan sebagai pengikut Imam Ali bin Abi Thalib beserta keturunannya ra. Seluruh aliran Syi’ah bersepakat bahwa imamah bukanlah kepentingan umum, yang persoalannya diserahkan pada pilihan masyarakat dan pengangkatannya tergantung mereka. Imamah merupakan salah satu rukun Islam dan perinsip dalam Islam. Tidak seorang Nabi pun boleh melalaikannya dan tidak pula melimpahkannya kepada masyarakat. Dan imam yang diangkat sebagai pemimpin itu harus bersifat ma’shum (terbebas dari dosa), baik dosa besar maupun dosa kecil.”[1]
Abu Hasan Asy’ari
Abu al-Hasan Ali bin Ismail bin Abu Bisyr Ishaq adalah seorang tokoh pendiri mazhab Ahlusunnah. Berkenaan dengan definisi Syi’ah, beliau menuliskan dalam kitabnya:
وإنما قيل لهم الشيعة، لأنهم شايعوا عليا، ويقدمونه على سائر أصحاب رسول الله
“Mereka dikatakan Syi’ah karena mereka mengikuti Ali Ra dan mengutamakan (Sayyidina Ali) di atas para sahabat Rosulullah Saw”[2]
Dari penjelasan diatas dan beberapa pada seri sebelummnya, kita mengetahui bahwa Syi’ah merupakan kelompok yang meyakini akan kepemimpinan Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra pasca wafat Rosulullah saw dengan berdasarkan pada nash dan wasiat yang ada.
[1] Tarikh Ibn Kholdun, bab 27, hal. 101, Bait al-Afkar ad-Dauliah/Dar al-Fikr hal. 246
[2] Maqalat al-Islamiyin hal. 65